Apresiasi begitu deras diberikan Pemprov Kepri terhadap pesepak bola asal Kabupaten Lingga, yang turut menghantarkan Indonesia memboyong emas pada SEA GAMES. Raihan itu memang pantas diacungi jempol.
Namun, ada sepenggal cerita miris dalam dunia olahraga di Kepulauan Riau, yang dialami Atlet disabilitas peraih medali emas dalam ajang Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) ke XVI di Papua tahun 2021 lalu.
Perparnas adalah ajang olahraga tingkat nasional khusus bagi penyandang difabel. Ajang ini diikuti seluruh atlet difabel perwakilan daerah di seluruh Indonesia.
Ia adalah Andri Martias, warga asal Kabupaten Karimun. Atlet yang diutus mewakili provinsi Kepri pada ajang Nasional bagi penyandang disabilitas (Peparnas).
Baginya, perhatian dari Pemprov Kepri terhadap atlet yang mendulang prestasi gemilang itu ibarat sampul menutupi isi. Faktanya, medali emas pada cabang olahraga renang yang berhasil ia boyong tidak begitu diapresiasi oleh Pemprov Kepri.
Baca: Ramadhan Sananta dan Tengku Septiadi Dapat Bonus Rp 100 Juta dari Pemprov Kepri
Sejak dua tahun lalu, bonus yang lama ia nantikan hingga saat ini belum juga terealisasi. Harap-harap cemas selalu bergumul di dalam batinnya.
“Apakah medali emas ini tak berarti apa-apa?,” kata Andri yang ditemui di pelataran rumahnya di kawasan Tebing, Karimun, akhir pekan lalu.
Ia mengaku tidak habis pikir, apa yang melatarbelakangi bonus yang dijanjikan Gubernur Kepri, Ansar Ahmad, saat melepas para atlet untuk mengikuti ajang dua tahun lalu itu belum juga ditunaikan hingga kini.
“Untuk atlet PON sudah diberikan. Tapi kami sampai hari ini juga belum,” katanya.
Bibirnya bergetar saat mengisahkan bagaimana perjuangannya berlatih untuk bisa meraih medali emas pada ajang tersebut.
“Pak Gubernur sendiri bilang ‘pulang prestasi, bonus menanti’. Tapi sampai saat ini tidak ada sama sekali,” ucapnya.
Dengan keterbatasan pada kedua tangannya, ia punya mimpi untuk bisa menyuguhkan rezeki kepada kedua orang tua dari bakatnya di bidang olahraga renang.
Di sisi kanannya, tampak sang ayah dengan ekspresi menundukkan kepala seraya mata berkaca-kaca saat Andri menceritakan mimpinya tersebut kepada kepripedia.
“Mungkin ini hanya akan tetap jadi angan-angan saja. Atau masih ada hati yang tulus dari bapak pejabat di sana,” ujarnya.
“Kami anak daerah yang punya mimpi besar. Kami harap bisa memenuhi janji. Karena medali emas yang kami dapat itu membawa nama Kepri, bukan nama pribadi,” tutup dia.