Bendungan Busung untuk Permasalahan Air di Bintan dan Batam

Ketersediaan air baku di Pulau Batam dan Bintan masih mengalami kekurangan. Hal tersebut dikarenakan, kedua pulau besar di Provinsi Kepri ini masih bergantung pada sumber air yang sangat terbatas.

Berdasarkan data Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera IV, untuk Pulau Batam masih mengandalkan Bendungan Sei Gong dengan kapasitas 400 liter perdetik. Kemudian, untuk Pulau Bintan (Bintan dan Tanjungpinang) pada tahun 2020 lalu mengalami defisit air baku sekitar 948 liter perdetik yang mengandalkan Waduk Sei Pulau dan Gesek.

ADVERTISEMENT

Kepala Bidang Cipta Karya, Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Pertanahan (PUPRP) Provinsi Kepri, Hendrija, mengungkapkan solusi ntuk memenuhi kebutuhan jangka panjang air baku di wilayah ini adalah melakui pembangunan Bendungan Busung, Bintan dengan kapasitas produksi 4 ribu liter perdetik

โ€œKehadiran Dam Busung menjadi jawaban bagi kebutuhan air jangka panjang di Batam dan Pulau Bintan. Pulau Batam dan Pulau Bintan akan memiliki kehandalan air baku, kedepannya,โ€ ungkapnya di Tanjungpinang.

Ia menjelaskan, pembangunan bendungan Busung, Bintan merupakan solusi jangka panjang pemenuhan air baku di dua pulau besar di Kepri, karena memiliki kapasitas 4 ribu liter perdetik. Oleh karena itu, pembangunannya akan menghabiskan anggaran yang cukup fantastis.

Berdasarkan perhitungan BWS Sumatera IV pembangunan infrastruktur strategis itu nanti membutuhkan anggaran sebesar Rp1,6 triliun.

โ€œBWS Sumatera IV juga terus mendorong Pemprov Kepri dan Pemkab Bintan untuk menuntaskan pembebasan lahan untuk pembangunannya. Karena membutuhkan lahan seluas 4.721 Hektar,โ€ sebut Hendrija.

Diakui Hendrija, persoalan air di Batam, Tanjungpinang dan Bintan memang menjadi salah satu atensi Pemprov Kepri. Sebagai solusi jangka pendek untuk mengurangi beban di Pulau Bintan akan dioperasikan Waduk Kawal, Bintan dengan kapasitas 400 liter perdetik yang digarap bersama oleh Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) dan BWS Sumatera IV.

Namun, kapasitas bantuan Waduk Kawal ini juga belum cukup untuk mengatasi defisit air baku yang terjadi saat ini.

ADVERTISEMENT

โ€œKebutuhan jangka panjangnya tetap harus dicover lewat pembangunan Bendungan Busung,โ€ sebut Hendrija.

Sebelumnya, Gubernur Kepri Ansar Ahmad, membuka membuka peluang investor untuk berinvestasi dalam sektor pemenuhan air baku mengatasi kebutuhan dasar tersebut di Pulau Bintan. Menurutnya, melihat biaya untuk, merevitalisasi layanan air bersih yang cukup besar.

Ditambah lagi kondisi keuangan daerah yang masih sangat terbatas, Maka, Pemprov Kepri mempertimbangkan akan menggaet investor untuk bekerjasama mengembangkan sistem penyediaan air minum (SPAM) guna memenuhi kebutuhan air bersih di Kepri. Seperti di Kota Batam yang pelayanan dasar air bersihnya dikelola oleh swasta.

ADVERTISEMENT

โ€œBatam saja bisa lancar karena kerjasama. Makanya, disini juga lebih baik ada kerjasama dengan investor,โ€ sebut Ansar.

โ€œYa makanya kita ini sedang pembicaraan awal dengan pihak investor china yang serius ingin mengembangkan SPAM dan air minum di Kepri,โ€ sebutnya lagi.


Penulis: | Editor: Redaksi


Share This Article

TERBARU

What's New