Badan Pengusahaan (BP Batam) akan mengadakan dua lelang dalam satu tahap dengan metode dua sampul untuk paket Kerja Sama Penyelenggaraan Operasi dan Pemeliharaan Sistem Pengelolaan Air Minum Batam (SPAM Batam) Hulu dan Hilir.
Hal ini dikemukakan oleh Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol BP Batam, Ariastuty Sirait, pada Jumat (4/3) lalu.
Ariastuty mengatakan, proses pelelangan ini dilakukan karena masa amandemen perjanjian kerjasama dengan BP Batam terkait proyek pengoperasian dan pemeliharaan sistem pasokan air di Batam telah berakhir.
Menyebutkan bila tidak ada kendala yang berarti, proses tersebut akan berlangsung selama tiga minggu ke depan.
“Komposisi penilaian dari hasil akhir adalah skor evaluasi Sampul 1 x bobot (60%) + skor evaluasi Sampul 2 x bobot (40%). Dari komposisi ini akan ditentukan penawar terendah hingga tertinggi. Biasanya kami akan mengambil satu pemenang lelang dan satu calon pemenang cadangan,” terang Ariastuty.
Sebelumnya, dalam 2 tahun terakhir PT MOYA Indonesia telah ditunjuk oleh BP Batam menggantikan Adhya Tirta Batam (ATB) Batam sebagai Mitra Kerjasama yang dipercaya untuk melakukan fungsi Caretaker Pengelolaan air bersih di Batam selama enam bulan sejak 15 November 2020 dan diperpanjang hingga tahun 2021.
Baca: BP Batam Gelar Lelang SPAM Batam, Kerja Sama Pengelolaan Air Bersih hingga 15 Tahun
Terkait kabar pelelangan pengelolaan bersih tersebut banyak mendapat tanggapan masyarakat. Tak sedikit banyak yang meminta pengelolaan dikembalikan ke ATB.
Seperti postingan berita kepripedia pada Jumat (4/3) lalu terkait pelelangan tersebut yang mendapat banyak tanggapan.
Sejumlah netizen ini menilai jika pengelolaan air di bawah ATB sudah baik.
“Balek ke ATB aja bos lebih bagus kerja dan pelayananya,” tulis akun Reraf Sirait.
Tak sedikit pula yang memberikan penilaian dan membandingkan pengelolaan ATB dan Moya. Beberapa di antaranya mengeluhkan kualitas air yang tidak bersih saat ini serta kerap tidak jalan.
“Kembali k ATB aja. Kalau ada yg TK baik dr ATB ya diperbaiki,” komentar Sukirno Kirno.
“Ke ATB ajalah di kelola. Menurut saya siih sorry lah kalau tersinggung karena waktu namanya ATB mutu airnya jempol keatas,” tambah Rafly Sanjaya.
“Banyak masyarakat yg minta balik ke ATB, tapi kenapa BP tidak kau mengikuti kehendak masyarakatnya,” timpal akun Mat SCoopy.
Meski demikian, sejumlah warga di kolom tersebut juga punya pendapat berbeda. Ada yang berharap nantinya di bawah pengelolaan perusahaan baru yang menang lelang kualitas pelayanan dan mutu air lebih baik.
“Kalau saya kasi kesempatan yg lain, mereka akan menjadi yg terbaik pada waktunya,” tulis Iskandar Dahari.