Menu

Mode Gelap

Ekonomi Bisnis · 8 Agu 2022 09:16 WIB

Dampak Commodity Boom bagi Pertumbuhan Semu Ekonomi


					Charles Melkiansyah anggota Banggar DPR RI. Foto: istimewa Perbesar

Charles Melkiansyah anggota Banggar DPR RI. Foto: istimewa

Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat terjadi pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5,44 persen pada Kuartal II Tahun 2022, yang artinya ada ledakan harga komoditas yang sangat tinggi (commodity boom) yang diakuatirkan akan berdampak pada situasi pertumbuhan ekonomi semu.

“Kita tidak boleh terlena, karena bisa jadi ini merupakan pertumbuhan yang semu akibat commodity boom di mana harga komoditas melambung tinggi, sedangkan output yang kita hasilkan sebenarnya relatif tidak berubah,” ujar Anggota Komisi XI DPR RI Charles Melkiansyah, pada Jumat (05/08).

ADVERTISEMENT

Meskipun saat ini capaian pertumbuhan tersebut menunjukkan perekonomian domestik memiliki ketahanan yang cukup kuat terhadap shock dari luar namun mobilitas yang relatif tinggi karena karena kebijakan pengendalian Covid-19 yang diterapkan tidak seketat negara lain, juga dapat menjadi faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

Tidak dipungkiri capaian Indonesia pada titik pertumbuhan ekonomi 5,44 persen pada kuartal II merupakan bentuk keberhasilan Indonesia dalam mengelola perekonomian, yaitu menyeimbangkan antara demand (permintaan) dan supply (penawaran). Hal ini terjadi di samping adanya permasalahan geopolitik maupun pandemi Covid- 19.

“Tingkat pertumbuhan ekonomi yang menunjukkan perbaikan setiap triwulannya menjadi bukti optimisme untuk terhindar dari resesi. Namun, perlu diingat bahwa pemerintah tetap harus hati-hati dalam membuat suatu kebijakan mengingat adanya tekanan inflasi global dan risiko resesi global yang disebabkan oleh pengetatan moneter yang agresif di Amerika Serikat dan perlambatan pertumbuhan ekonomi di Cina,” ujarnya.

Indonesia diprediksi hanya memiliki potensi resesi sebesar 3 persen. Angka tersebut tergolong rendah, namun bukan berarti Indonesia aman dari ancaman resesi.

ADVERTISEMENT

“Perekonomian yang semakin terintegrasi melalui jalur perdagangan dan keuangan membuat potensi shock yang menyebabkan resesi dapat terjadi kapan saja. Resesi sendiri sebenarnya merupakan sesuatu yang lumrah terjadi dalam siklus bisnis perekonomian asalkan jangka waktunya tidak lama dan berkepanjangan,” jelasnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,44 persen pada triwulan II-2022 jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Dengan demikian kinerja ekonomi triwulan II-2022 sudah lebih tinggi daripada sebelum pandemi. Hal ini menandakan pemulihan ekonomi yang berlangsung sejak triwulan II-2021 terus berlanjut dan semakin menguat.

“Pertumbuhan ekonomi tahun ini meningkat secara persisten. Polanya mulai dari triwulan II-2021, triwulan III-2021, triwulan IV-2021, triwulan I-2022, dan triwulan II-2022 sekarang ini terus mengalami pertumbuhan,” kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam Pengumuman Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2022 yang dipantau secara daring di Jakarta, Jumat (05/08).

ADVERTISEMENT
Gabung dan ikuti kami di :

Penulis: | Editor: Redaksi



whatsapp facebook copas link

ADVERTISEMENT
advertisement BP 2
Baca Lainnya

PT Swakarya Indah Busana Beralasan Tunggak Gaji Karyawan Akibat Masalah Keuangan 

28 September 2023 - 09:19 WIB

IMG 20230927 112822 977 01 11zon

Ratusan Karyawan PT Swakarya Indah Busana Tanjungpinang Mogok Kerja

27 September 2023 - 14:58 WIB

IMG 20230927 112822 977 01 11zon

Pemerintah Akomodir Aspirasi dari Masyarakat Rempang

27 September 2023 - 08:55 WIB

IMG 20230926 WA0031 11zon

Tiga UMKM Binaan Telkom Pamerkan Produk Unggulan di Ajang China-ASEAN Expo

26 September 2023 - 14:33 WIB

IMG 20230925 WA0026 11zon

BP Batam Pastikan 28 September 2023 Bukan Batas Akhir Pendaftaran

25 September 2023 - 19:34 WIB

Kepala BP Batam Muhammad Rudi 10

Asuransi Sequis Life Buka Cabang Baru di Tanjungpinang

25 September 2023 - 19:07 WIB

Image Opening Kantor Pemasaran Tanjungpinang Foto 4.jfif 11zon
Trending di Ekonomi Bisnis