Harga komoditi cabai rawit di beberapa pasar di Karimun, Kepulauan Riau, dalam sepekan terakhir mengalami kenaikan cukup signifikan, bahkan tembus Rp 80 ribu per kilogramnya.
Kepala Dinas Perdagangan Karimun, Basori mengatakan bahwa kenaikan tersebut disebabkan oleh terjadinya musim penghujan yang berujung gagal panen dari daerah asal pemasok.
โDari informasi musim penghujan sehingga gagal panen, kemudian harga pupuk juga sedang naik. Ini terjadi di daerah pemasok,โ ujar Basori Selasa (7/6).
Menurutnya, mengantisipasi hal tersebut diperlukan produktifitas petani cabai lokal agar lebih luas, sehingga bisa membantu mengakomodir kebutuhan cabai di wilayah Karimun.
Baca Juga
โMaka dari itu kami minta dinas pertanian untuk mendorong agar petani-petani cabai selama ini agar semakin diperluas, apalagi kita juga ada (petani) binaan BI itu,โ jelasnya.
Selama ini, lanjut Basori, tingkat ketergantungan Karimun dari daerah luar terhadap kebutuhan sembako sangat tinggi.
โDaerah kita ini memang sangat tinggi ketergantungannya dengan daerah luar terkait dengan bahan pokok ini,โ ucapnya.
โYang pasti kenaikan ini tidak ada kaitan dengan kelangkaan BBM. Sejauh ini kenaikan harga di pasaran itu yang menonjol memang cabai ini saja,โ tutup dia.
Diberitakan sebelumnya, besaran harga untuk komoditi cabai rawit saat ini merupakan yang tertinggi setelah lebaran Idul Fitri 1443 Hijriah.
Selain komoditi cabai rawit, kenaikan harga juga terjadi pada cabai merah yang kini dibanderol Rp 65 ribu per kilogram. Kenaikan ini berbanding Rp 15 ribu dari harga terendah sebelumnya.