Glossophobia Menghambat Kinerja Akademik Peserta Didik

Kegiatan pembelajaran merupakan bagian penting dalam dunia pendidikan. Berbagai hal dilakukan agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berjalan dengan baik untuk tercapainya tujuan pendidikan. Kegiatan pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (Hanafy, 2014).

Dalam prosesnya, tentu kegiatan pembelajaran di sekolah sangat erat kaitannya dengan komunikasi. Komunikasi dalam pembelajaran merupakan suatu kegiatan penyampaian dari seorang pendidik kepada peserta didik mengenai suatu ide atau konsep (Masdul, 2018).

ADVERTISEMENT

Komunikasi yang efektif adalah komunikasi dua arah (Khoiruddin, 2012), maka peserta didik pun diharapkan memiliki kemampuan berbicara yang baik dalam kegiatan pembelajaran khususnya, seperti bertanya, berpendapat atau bahkan menjelaskan saat presentasi tugas.

Kemampuan berbicara di depan umum khususnya di kelas merupakan hal yang penting dalam kegiatan pembelajaran karena di harapkan peserta didik mampu mengungkapkan hasil pemikirannya seperti ide, gagasan atau perasaannya (Tambunan, 2018).

Untuk berbicara di depan umum tentunya diperlukan keberanian. Namun tidak semua orang memiliki keberanian untuk berbicara di depan umum, 75% populasi global mengalami glossophobia atau kecemasan berbicara di depan umum (Urfiyah, 2021).

Glossophobia sendiri dapat diartikan sebagai ketakutan untuk berbicara di depan umum, dimana hal ini dapat memberikan dampak negatif dalam kehidupan seseorang (Waheed, 2014). Maka dapat dikatakan bahwa peserta didik yang merasa takut untuk berbicara di depan kelas, baik bertanya maupun menjawab, akan mengalami hambatan dalam mencapai keberhasilan belajarnya jika hal ini tidak segera diatasi.

Kemampuan berbicara di kelas merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik (Nurgiyantoro, 2010) terutama pada pembelajaran abad 21 dimana pembelajaran berpusat pada peserta didik yang mewajibkan untuk peserta didik aktif dalam eksplorasi materi pembelajaran yang tentunya membutuhkan kemampuan peserta didik dalam berbicara baik bertanya maupun menjawab.

Dalam pembelajaran abad 21 pendidik menerapkan metode pembelajaran dimana peserta didik akan aktif mencari referensi, berdiskusi dan melakukan presentasi. Glossophobia yang dialami peserta didik akan dapat menghambat perkembangannya. Secara garis besar dapat diketahui bahwa glossophobia yang dialami peserta didik butuh penangan agar perkembangan peserta didik tidak terhambat.

Melalui bantuan dari guru bimbingan dan konseling dengan pemberian layanan yang tepat serta membiasakan diri dengan berlatih berbicara di depan kelas diharapkan peserta didik mampu membebaskan diri dari belenggu glossophobia.

ADVERTISEMENT

Penulis: | Editor: Redaksi


Share This Article

TERBARU

What's New