Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau melalui Dinas Sosial (Dinsos) menjemput 6 Warga Negara Indonesia (WNI) asal Kepri di negara konflik Sudan.
Keenamnya, yakni Ghiyaath Al Farisi dan Hardi Saputra dari Karimun. Lalu, Abdul Aziz, Fikri Wahyudi Maulana, Aditya Pramudyaputra Mulyadi, dan Abdurrahman Tsani berasal dari Batam.
Mereka diterbangkan menggunakan pesawat Citilink QG 974 dari Jakarta ke Tanjungpinang, Kamis (4/5). Seluruh biaya perjalanan udara tersebut ditanggung oleh Pemprov Kepri melalui Dinsos.
Kepala Dinsos Kepri, Eko Sumbaryadi, mengatakan keenam mahasiswa Kepri itu dijemput di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta Timur setelah dipulangkan dari Sudan. Mereka sebelumnya juga sempat ditampung disana bersama para WNI lainnya setelah pulang dari Sudan.
“Kami jemput mereka di Asrama Haji Pondok Gede lalu kami inapkan satu malam di hotel dekat kantor penghubung, kemudian hari ini kita berangkatkan ke Tanjungpinang menggunakan pesawat Citilink,” kata Eko.
Eko juga berharap keenam pemuda itu bisa langsung bertemu keluarganya masing-masing di daerahnya.
“Sesuai instruksi pak Gubernur, penjemputan ini merupakan tanggungjawab kita. Dengan harapan semoga prosesnya lancar sampai mereka berkumpul dengan keluarga masing-masing,” tutup Eko.
Diketahui, Sudan kini sedang dilanda konflik. Bentrokan terjadi antara tentara Sudan dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter negara yang sudah berlangsung selama 2 pekan.
Mengutip TASS, ketegangan di Sudan meningkat setelah terjadi ketidaksepakatan antara panglima militer Abdel Fattah al-Burhan, yang juga mengepalai Dewan Kedaulatan yang berkuasa, dan Kepala Pasukan RSF paramiliter Mohamed Hamdan Dagalo yang dikenal sebagai Hemedti, wakil al-Burhan di dewan.
Kedua organisasi militer itu bertikai dalam menyatukan angkatan bersenjata Sudan, terkait pihak yang harus diangkat sebagai panglima tertinggi angkatan darat.
Dari berbagai pemberitaan, pihak terkait di Sudan menyebut sudah ada 926 orang di Sudan mengalami luka-luka akibat bentrokan.