Bank Indonesia (BI) perwakilan Provinsi Kepulauan Riau mencatat indeks inflasi di Provinsi Kepri per Juni atau triwulan ke III tahun 2022 mencapai angka 5,8 persen.
Menurut Kepala BI perwakilan Kepri, Musni Hardi Kusuma Atmaja, kondisi tersebut bahkan terjadi dalam skala nasional.
Ia menyebutkan, laju inflasi ini dapat diproyeksikan akan menurun sejalan dengan turunnya harga komoditas pangan di pasaran.
โIni (inflasi) fenomena nasional. Beberapa komoditas pangan sudah mengalami penurunan. Bulan depan masuk masa panen. Ini tentu dapar mengatasi lonjakan harga yang terjafi,โ kata Musni usai rapat pengendalian inflasi di Karimun, Kamis (21/7).
Baca Juga
Ia menuturkan, stabilitas harga pangan merupakan komponen yang penting untuk dijaga. Hal ini dikarenakan memiliki dampak langsung pada kesejahteraan masyarakat.
โKalau harga tidak stabil atau terjadi inflasi tinggi, sangat menurunkan kesejahteraan masyarakat. Selain itu juga berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi,โ sebutnya.
Musni menambahkan, pertumbuhan ekonomi dapat diukur dengan angka real. Di mana jika pertumbuhan ekonomi 4 persen, inflasi 4 persen, maka dampaknya menjadi nol.
Selain itu, ia menyebutkan jika dalam bidang ekonomi, inflasi menjadi sesuatu yang sangat diperlukan. Akan tetapi menurutnya harus tetap berada pada capaian yang ditetapkan yakni 3+ -1 persen.
โInflasi inu menyangkut banyak aspek, karena berada pada lintas sektoral baik produksi, distribusi, sehingga diperlukan koordinasi yang kuat antar kita bersama,โ demikian Musni.