Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kepri, Mohammad Bisri, mengungkap lonjakan kasus COVID-19 yang terjadi belakangan ini sudah diprediksi akan terjadi.
Oleh karena itu, ia tidak terlalu khawatir dengan kondisi tersebut, mengingat banyaknya kasus didominasi pasien yang tidak bergejala.
“Kita optimis karena BOR (bed occupancy rate) saat ini masih sangat rendah. Artinya, walau kasus meningkat tapi tidak bergejala,” ucapnya, Kamis (10/2).
Namun demikian, pihaknya tetap akan lebih menekankan agar tracing agar penularan COVID-19 bisa diantisipasi. Menurut Bisri, saat kasus aktif varian omicron di Kepri memang semakin mendominasi. Bahkan, dari total kasus aktif saat ini lebih dari 50 persen varian omicron.
Tapi, hal itu biasa terjadi karena pada kondisi seperti ini varian COVID-19 omicron kedepan akan menguasai mengalahkan varian Delta.
“Pada dasarnya omicron atau pun delta sama saja, maka penanganannya juga sama. Hanya perbedaannya penularannya yang cepat, maka sekali lagi kami tekankan upaya tracing,” ujarnya.
Selain itu, ditambahkannya, kenaikan kasus ini COVID-19 saat didominasi oleh perjalanan antar daerah serta transmisi lokal. Tercatat, dari total kasus yang ada saat ini 60 persen dari perjalanan domestik dan kontak erat, 34 persen tidak diketahui penularannya, dan sisanya perjalanannya luar negeri.
“Tapi itulah endemi, artinya virus itu sudah ada. Tinggal kita yang harus mengantisipasinya dengan penanganan yang sesuai,” demikian Bisri.
Untuk diketahui, berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19 Kepri, hingga 9 Februari 2022 total kasus Aktif sebanyak 385 orang. Terdiri dari, Kota Batam 269, Tanjungpinang 81, Natuna 13, Bintan 11, dan Karimun 11 orang.