Dinas Ketahanan Pangan dan Kesehatan Hewan (DKPKH) Provinsi Kepulauan Riau memastikan pasokan sapi lokal mencukupi untuk memenuhi kebutuhan Hari Raya Idul Adha Juli 2022 mendatang.
Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan DKPKH Kepri, Honismandri, mengatakan total populasi sapi di seluruh kabupaten/kota saat ini mencapai 27 ribu ekor. Sementara, kebutuhah sapi kurban untuk perayaan hari raya haji di Kepri sekitar 4 ribu ekor.
Maka dari itu, ia tidak khawatir dampak kebijakan penghentian sementara pasokan sapi dari wilayah Sumatera akan mengosongkan stok sapi pada perayaan hari raya kurban mendatang.
โKalau kita ukur tahun lalu saja kebutuhan hewan kurban 3.850 ekor, maka tahun ini tidak akan jauh berbeda sekitar 4 ribu ekor,โ katanya, Kamis (19/5).
Baca Juga
Meski terbilang cukup untuk memenuhi pasokan hewan kurban, ia melanjutkan, hingga kini pihaknya masih menunggu kebijakan lanjutan mengenai penghentian kiriman dari Sumatera. Menurutnya, karena kebijakan pencegahan PMK ini hanya bersifat sementara, masih ada waktu agar pasokan sapi dari daerah lain bisa kembali normal.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kota Tanjungpinang, Yoni Fadri, mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan dinas terkait rencana guna memenuhi kebutuhan sapi kurban yang didatangkan dari Natuna dan Anambas.
โUntuk sementara, kami rencanakan akan datangkan sapi dari Natuna dan Anambas untuk kebutuhan kurban. Karena tidak terlalu banyak lagi, saat ini sapi yang layak kurban sebanyak 578 ekor sedangkan dari data tahun lalu dibutuhkan sebanyak 600-an ekor sapi,โ ujarnya.
Sedangkan untuk ketersediaan daging sapi segar, lanjutnya, masih memenuhi beberapa hari kedepan. Namun, yang perlu diantisipasi adalah kenaikan harga daging sapi segar.
โKami akan intens turun ke lapangan untuk pemantauan harga daging sapi,โ ujarnya.
Sebelumnya, Gubernur Kepri, Ansar Ahmad, menyebut pihaknya akan memanfaatkan peternak dan sapi lokal di daerah untuk memenuhi kebutuhan daging segar dan hewan kurban pada perayaan Idul Adha pada Juli 2022 mendatang.
Menurutnya, kebijakan penghentian sementara kiriman sapi di Sumatera melalui Pelabuhan Kuala Tungkal, Provinsi Jambi, belum lama ini bisa diambil hikmahnya. Dengan begitu, kita bisa memanfaatkan sapi lokal hasil peternakan di daerah untuk memenuhi kebutuhan.
โKalau kebutuhan sapi tidak bisa dipasok dari tempat lain, kita bisa perkuat masyarakat kita,โ ucapnya.
Ia mengakui, selama ini Kepri cukup bergantung degan daerah lain untuk pemenuhan kebutuhan hewan ternak dan daging segar. Namun demikian, di Kepri sendiri juga banyak peternakan sapi serta program-program penggemukan hewan ternak yang dapat dimanfaatkan saat kondisi seperti ini.ย
Oleh karena itu, Ansar mengaku tidak khawatir dengan kebijakan penghentian sementara pengiriman sapi demi mencegah wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak.
โIni pasti ada hikmahnya. Saya kira kalau sifatnya insidentil, kita pasti bisa memenuhi kebutuhan ini,โ demikian Ansar.