Puluhan Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 9 Batam Kelurahan Sagulung Kota, Kecamatan Sagulung, reaktif saat menjalani random test Antingen.
Menyikapi hal itu, sekolah langsung mengambil kebijakan untuk memberlakukan pembelajaran jarak jauh atau daring.
Kepala Sekolah SMPN 9, Eny Murtiyastuti, menjelaskan bahwa penemuan reaktif tes antigen tersebut bermula pada Sabtu (12/2) lalu.
“Kebetulan ada murid kelas VII sakit dan dibawa berobat oleh orang tua yang kebetulan juga orang tua kerja di Dinas Kesehatan,” katanya saat ditemui awak media, Selasa (15/2).
Dijelaskan dari sana kemudian sang anak melakukan pemeriksaan tes antigen dan diketahui hasilnya reaktif COVID-19.
Dari sana kemudian pihak puskesmas melakukan tracing di SMPN 9, secara random atau acak, untuk mendeteksi kontak erat anak yang bersangkutan.
“Jadi hari Senin (14/2) kami menjalani test antigen secara random khusus kelas VII yakni 10 kelas,” bebernya.
Dari 10 kelas VII ditambah satu kelas VIII, maka jumlah muridnya 400 lebih. Kemudian sampel yang diambil yakni 10 persen dari total murid tersebut.
“Jadi yang ikut test antigen sebanyak 141 orang, dan ada beberapa orang guru,” kata Eny.
Hasilnya, dari 141 orang yang ikut test antigen di temukan sebanyak 31 siswa dan 2 orang guru reaktif.
“Jadi kita langsung buatkan surat dan koordinasi dengan Dinas pendidikan. Pihak Dinas memberikan arahan agar dilaksanakan pembelajaran online dari tanggal 15 sampai dengan 19 ini,”kata Eny.
Hingga sekarang proses belajar satu kelas tersebut masih secara daring seraya menunggu arahan dari dinas dan perkembangan ke depannya.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Batam, Didi Kusmarjadi, menyebut pihaknya akan melakukan tracing massal di lingkungan sekolah tersebut.
Sementara siswa yang hasilnya reaktif antigen diminta untuk menjalani isolasi mandiri sesuai dengan aturan yang ada.
“Dalam waktu dekat kita akan lakukan tracing massal untuk seluruh anak didik di SMPN 9,” ujar Didi singkat.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Batam, Hendri Arulan, menyebutkan telah mengeluarkan kebijakan lebih awal untuk menutup sekolah, dan memberlakukan belajar daring selama lima hari ke depan.
“Kita sudah dapat informasinya, kita juga sudah perintahkan agar pembelajaran dilaksanakan secara daring selama lima hari ke depan, yakni dari tanggal 15 sampai 19,” kata Hendri.
Dia menjelaskan dari hasil tracing test antigen yang dilaksanakan tersebut, sudah terlalu banyak murid yang reaktif antigen.
“Ini sekolah sudah layak tutup sementara dan belajar daring,” tandasnya.