Kebijakan moneter malaysia yang didasarkan pada pengelolaan nilai tukar, dan memungkinkan suku bunga untuk menyesuaikan secara bebas dengan nilai tukar internasional, membuat ringgit Malaysia berada dalam trend penurunan terhadap dolar AS dan dolar Singapura.
Pada kuartal pertama tahun 2022 kinerja ringgit greenback turun 0,7 persen yang disampaikan oleh bank sentral Malaysia Bank Negara Malaysia (BNM).
Kemudian pada bulan Maret yang lalu Ringgit terus melemah mulai dari perdagangan di bawah RM4.20 hingga RM4.36 pada awal Mei.
Dan pada 19 Mei yang lalu, ringgit kembali merosot melewati RM4,40 terhadap dolar yang menguat, karena pasar mengantisipasi kenaikan suku bunga di Amerika Serikat untuk memerangi inflasi.
Menurut data dari Wall Street Journal, Ringgit juga terdepresiasi ke rekor terendah terhadap dolar singapura pada 24 Mei, yang menyentuh RM3. 2068.