Para siswa/siswi SD Negeri 013 Kecamatan Bintan Timur melaksanakan kegiatan gelar karya dan pentas seni proyek penguatan profil pelajar pancasila (P5) kurikulum merdeka, Sabtu (17/6).
Ada berbagai macam hasil karya siswa tersebut dipamerkan dalam 10 stand bazar di masing-masing kelas. Mulai dari, makanan, minuman, hiasan, pernak-pernik, aksesoris hingga hasil perkebunan.
Kepala Sekolah SDN 013 Bintim, Bariah, mengungkapkan seluruh barang yang dipamerkan dalam stand bazar merupakan hasil kerajinan siswa-siswi di sekolah. Bahkan, kerajinan tangan dan hiasan yang dibuat para siswa-siswi memanfaatkan bahan dari hasil daur ulang sampah.
“Salah satu tujuan gelar karya ini juga adalah kebersihan lingkungan,” ungkapnya.
Selain membuat karya kerajinan tangan, lanjut Bariah, dalam kegiatan tersebut para siswa juga diberikan kesempatan menjual barang-barang yang dipamerkan. Sehingga, secara langsung juga sekolah mengajarkan intrepreanuer kepada para siswa.
Ia juga menambahkan, terselenggaranya kegiatan gelar karya dan pentas seni P5 ini berkat kerjasama para guru, wali murid, paguyuban, dan komite yang telah bersinergi.
Menurutnya, meskipun SDN 013 Bintim bukanlah sekolah penggerak, namun berkat kolaborasi yang baik, kegiatan ini bisa dilaksanakan secara mandiri.
“Terimakasih kami ucapkan kepada paguyuban wali murid, komite, guru, dan siswa-siswi yang telah bekerjasama,” kata Bariah.
Sementara itu, Pengawas sekolah, Sahrizal, mengapresiasi SDN 013 yang telah melaksanakan kegiatan gelar karya P5 kurikulum merdeka secara mandiri. Ia menyebut, pelaksanaan kegiatan ini merupakan wujud dari implementasi kurikulum merdeka.
“Ini salah satu potret sekolah yang luar biasa. Sebab, pagelaran ini dilaksanakan dengan berkolaborasi bersama orang tua tokoh masyarakat. Bahkan, sejumlah karya hasil daur ulang sampah itu ada yang berpotensi dipasarkan,” katanya.
Camat Bintan Timur, Anton Hatta Wijaya, berharap kedepan kegiatan serupa bisa dilaksanakan di sekolah-sekolah lainnya.
“Kami sebagai pemerintah mengapresiasi. Semoga ini dapat dilakukan di sekolah lainnya dengan melaksanakan kegiatan bersifat kewirausahaan,” demikian Anton.