Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batam mencatat pertumbuhan ekonomi di Kota Batam sebesar 4,75 persen dibandingkan tahun 2020 lalu. Sementara pada tahun 2020, pertumbuhan ekonomi Batam sempat minus 2,55 persen akibat pandemi COVID-19.
Menurut Kepala BPS Kota Batam, di tahun 2021, pertumbuhan ekonomi Batam lebih baik jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau dan skala nasional.
Sementara pertumbuhan ekonomi Kepri tahun 2021 tercatat sebesar 3,43 persen, dan skala nasional sebesar 3,69 persen.
“Jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya, pertumbuhan ekonomi Kota Batam juga jauh lebih baik,” ujar Rahmad.
Ia merincikan, untuk kabupaten/kota se Provinsi Kepri misalnya, pertumbuhan ekonomi Karimun sebesar 2,37 persen, Bintan 0,23 persen, Natuna, 0,02 persen, Lingga 1,95 persen, Anambas 2,75 persen, dan tanjungpinang 0,59 persen.
Adapun penopang struktur perekonomian Batam, lanjut Rahmad, berada di sektor industri pengolahan. Baik perusahaan besar, sedang dan juga industri mikro atau kecil. Yang mana, industri pengolahan ini berhasil tumbuh 5,3 persen.
“Meskipun memiliki kontribusi yang besar terhadap perekonomian Kota Batam pertumbuhan sektor industri pengolahan cenderung fluktuatif pada tahun 2021,” paparnya.
Lebih rinci ia menyebutkan, di sektor lain, pertumbuhan tertinggi terjadi pada jasa perusahaan naik sebesar 9,7 persen serta informasi dan komunikasi 9 persen.
Pertumbuhan ekonomi Kota Batam hingga tahun 2021. Foto: Dok BPS Kota Batam
Perekonomian Kota Batam yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp172 triliun. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan mencapai Rp 111 triliun.
Sebagai rincian, ekspor meningkat sebesar 10,85 persen (yoy), setelah mengalami kontraksi pada kuartal sebelumnya.
Kenaikan terutama terjadi pada pertambangan dan penggalian 7,89 persen, pengadaan listrik dan gas 3,43 persen, pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang 3,22 persen.
Kemudian, konstruksi 6,70 persen, pedagang besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor 2,41 persen, jasa keuangan dan asuransi 0,29 persen, real estate 3,91 persen, administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial 1,42 persen.
Selain itu, ada beberapa lapangan usaha catat pertumbuhan antara lain lapangan usaha informasi dan komunikasi sebesar 10,39 persen, diikuti jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 7,65 persen.
Rahmad menjelaskan, pertumbuhan PDRB berdasarkan lapangan usaha yang minus secara year on year antara lain pertanian, kehutanan dan perikanan minus 0,33 persen.
Kemudian, transportasi dan pergudangan minus 10,48 persen, penyediaan akomodasi dan makan minum minus 6,44 persen, jasa pendidikan minus 4,08 persen dan jasa lainnya minus 6,06 persen
“Kota Batam memberikan kontribusi sebesar 63,97 persen terhadap PDRB Kepulauan Riau”, ujarnya.