Warga Teluk Setimbul Laut, Kelurahan Pasir Panjang, Kecamatan Meral Barat, Karimun, bernama Sri Kasih, memprotes dampak yang ditimbulkan dari aktivitas penambangan pasir darat di wilayah itu.
Sri menyebut jika penambangan pasir itu menimbulkan dampak keruh dan berlumpur terhadap air di aliran parit yang biasa digunakan warga setempat untuk mencuci dan mandi.
Apalagi, kata Sri, secara geografis wilayah itu berdekatan dengan laut sehingga warga setempat sangat sulit untuk mendapatkan sumber air bersih.
โKondisi airnya sangat keruh, ini sudah satu bulan terjadi. Kita tidak masalah kalau mau cari makan di lahan sendiri. Tapi pikirkan juga dampak yang kami rasakan ini,โ kata Sri, Kamis (29/9).
Baca Juga
โKita kan di sini air kelaut, kita kan turun menjala, itu udah pencarian kita. Tapi saat ini kondisi air ini sudah tercemar,โ tambah dia.
Menurut Sri, keluhan serupa banyak dirasakan warga sekitar. Hanya saja, warga enggan untuk mengemukakan keluhan tersebut kepada perangkat desa dan bahkan kepada pengelola tambang pasir itu.
โSebenarnya banyak warga komplain, tapi gak berani. Sebelumnya kita udah sampaikan ke RT juga, tapi tidak ada tanggapan. Ini udah berdampak ke pencarian kita juga, menebar jaring di belakang sana sudah susah karena dampak ini,โ terangnya.
Berdasarkan pantauan di lokasi tambang, tampak aliran air pada bagian sebelah kiri dipenuhi lumpur. Sementara aliran lainnya masih cenderung bersih hingga ke hulunya.
Aktivitas penambangan memang jelas terlihat di lokasi. Bahkan, setidaknya terdapat enam titik lokasi tambang yang letaknya tidak berjauhan. Truk-truk pengangkut juga hilir mudik untuk mengangkut pasir hasil penambangan.
Salah satu pengelola tambang pasir di wilayah itu, Rio, menyebut jika pihaknya telah bermusyawarah untuk melakukan penimbunan agar tidak menimbulkan pencemaran terhadap air yang biasa digunakan oleh masyarakat.
โMakanya kita masih cek dulu, apakah ini nanti selesai di masyarakat malah bermasalah di pemerintah. Di area ini juga ada warga yang bekerja manual, kalau kita bendung seolah kita arogan,โ jelasnya di lokasi.
Namun, kata dia, hasil musyawarah bahwa aliran tersebut akan dibendung, hanya saja terhambat oleh kondisi cuaca dalam beberapa hari terakhir.
โKemarin kan hujan gak bisa. Kita sudah sewa alat berat untuk nimbun. Karena kondisi jalan makin sulit maka kita tahan dulu,โ ucapnya.
Sementara ketua RT setempat, Junaidi, mengatakan aktivitas penambangan yang dilakukan di lokasi itu hanya untuk sebagai mata pencarian warga sekitar.
โKami bekerja di sini bukan untuk cari kaya, semata-mata untuk cari makan aja. Kalau masih diceritakan, semua yang bekerja di sini semua punya beban ini,โ kata dia.
Oleh karena itu, kata Junaidi, masyarakat yang secara tradisional juga melakukan penambangan di lokasi itu hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
โBantuan-bantuan untuk warga juga ada, Rp 5 ribu per lori (truk). Bantuan ini untuk pemuda, apabila nanti diperlukan untuk acara-acara sosial. Apabila dana itu tidak cukup, kita juga siap bantu untuk pemuda dan juga pasir untuk pembangunan rumah ibadah tetap kita bantu,โ tutupnya.