Camat Sagulung, Muhammad Hafiz Rozie, memastikan tiga bocah kakak beradik yatim piatu yang tinggal serumah di Batam akan mendapatkan bantuan sosial (Bansos).
Hal itu diungkapkan Hafiz setelah menyambangi ketiga anak tersebut di kediamannya di Kavling Sei Lekop, RT03 RW 10 blok B nomor 67 bersama Baznas beberapa waktu lalu.
“Kita sudah bertemu dengan adik kita ini dan ini adalah tanggung jawab kita bersama untuk memberikan bantuan dan dukungan,” ungkap Hafiz, pada kepripedia, Rabu (9/3).
Kata dia tiga bocah laki-laki itu bernama Rafi (16), Rozi (15) dan Faiz (5) yang masih kecil. Kedua kakak saat ini masih sekolah di SMPN MTS Hang Nadim Batam.
“Kita bertemu dengan Faiz, untuk abangnya saat itu tengah sekolah,” ujarnya.
Hafiz mengaku tersentuh sejak menerima informasi bahwa ada tiga anak di bawah umur yang tinggal satu rumah tanpa orang tuanya yang telah meninggal dunia karena sakit.
“Inilah kita menjadi prihatin dan tanggung jawab kita bersama ke depan,” kata dia lagi.
Baca: Mengetuk Hati Dermawan untuk 3 Anak Yatim Piatu di Batam
Sejauh ini untuk bantuan, lanjut Hafiz, akan dibantu oleh Baznas. Selain itu, ia juga akan mendorong diaktifkannya kembali Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) untuk anak tersebut.
Hal ini supaya ketiganya mendapatkan bansos Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) ataupun bantuan lainnya yang diberikan pemerintah.
“Kemarin sempat tak aktif data mereka dan kita akan kembali kawal untuk mengaktifkan lagi. Selain itu, kita juga akan koordinasi dengan Dinsos Batam,” katanya.
Sebelumnya diketahui, Rafi, Rozi, dan Faiz tinggal bersama satu rumah setelah kedua orang tua meninggal dunia. Mereka mengaku tak ingin dipisahkan satu sama lain.
Diketahui, ibu mereka meninggal dunia sudah satu tahun. Dalam beberapa bulan belakangan ini, ayahnya juga meninggal dunia.
Selama ini, untuk biaya makan ketiganya dibantu oleh warga sekitar dan kerabat orang tua.
Warga sekitar juga tak hanya memberikan makanan saja, bahkan ketika Razi dan Rozi sekolah, adiknya yang masih belia dijaga oleh warga sekitar juga. Begitu pulang barulah berganti merawat adiknya tersebut.
“Dulu ada paman, tapi saat ini sedang di kampung. Yang kerap datang ke rumah adalah tetangga,” kata Rafi bercerita kepada kepripedia beberapa waktu lalu.
Sisi lain, ia juga mengaku tak memiliki keluarga dekat yang tinggal di Sagulung.
“Ada saudara tapi tinggal di Punggur,” ujarnya.
Untuk biaya sekolah, kata Rafi, ia sudah dibantu banyak oleh pihak sekolah.
“Saya mau adik sekolah di MTS yang sama tak mau dipisah karena biar dekat dan satu motor saja,” imbuhnya.