Manajemen SPBU Tembesi, Husin angkat bicara terkait antrean panjang mobil truk dan bus yang menyebabkan kemaceten di ruas jalan R Suprapto, Batam.
Kemacetan yang bermula dari para sopir ‘memboikot’ jalan di depan SPBU karena sulit mendapatkan BBM jenis solar pada, Kamis (19/1).
Menurut Husin antrean panjang itu terjadi karena pengiriman BBM solar terjadi keterlambatan sehingga sopir dengan terpaksa harus menunggu. Awalnya antrean masih teratur, namun karena kendaraan yang mengantre bertambah sehingga suasana kaos dan menyebabkan arus lalu lintas macet.
” Jadi ada keterlambatan pengirimannya beberapa jam sehingga para pengguna solar menunggu,” kata dia.
Menurut dia, SPBU yang melayani pembelian solar mengunakan kartu brizzi yakni SPBU Tanjunguncang dan Tembesi. Hal ini sesuai dengan aturan pemerintah Disperindag Batam.
“Waktu itu SPBU Tanjunguncang minyak solar kosong sehingga mereka mengarah ke sini SPBU Top 100,” kata dia.
Baca: Macet Panjang dari Muka Kuning Menuju ke Tembesi, Ini Penyebabnya
Karena suasana kaos, lanjut dia, pihaknya bersama dengan instansi terkait melakukan koordinasi. Para sopir mobil truk dan bus diarahkan mengisi BBM solar di SPBU Genta dan Merapi Subur.
“Jadi dua SPBU ini kan bisa melayani pembelian solar mengunakan kartu Fuel Card 3.0. Karena kondisi tak memungkinkan kita minta mereka bisa melayani pembelian mengunakan kartu brizzi sehingga kondisi dapat normal kembali,” pungkasnya.
Sebelumnya, kemacetan terjadi di depan SPBU Top 100 karena minyak solar sedang kosong. Hal ini membuat sopir truk harus mendatangi SPBU Tembesi, yang jaraknya sekitar 1 km dari Top 100.
Namun pengantri solar di SPBU Tembesi sudah panjang. Pengendara truk yang baru datang tidak ada parkir lagi dan memilih menggunakan bahu jalan raya. Tentu pengguna jalan lain dari SP Plaza menuju Muka Kuning, kesulitan melintas.
Imbasnya, kemacetan tidak bisa dielakkan. Kemacetan panjang ini diperkirakan dari Dam Muka Kuning menuju kawasan SP Plaza.
