Menu

Mode Gelap
sosmed-whatsapp-green
Dapatkan informasi GRATIS dari kepripedia di WhatsApp Channel
Follow

Sosial Budaya · 31 Agu 2024 14:08 WIB

Betandak Dangkong 2024 di Karimun Jadi Ajang Diplomasi Antarbudaya


					Even Betandak Dangkong tahun 2024 di Karimun. Foto: Ist/kepripedia.com Perbesar

Even Betandak Dangkong tahun 2024 di Karimun. Foto: Ist/kepripedia.com

Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Regional IV Riau-Kepri bekerjasama dengan sanggar tari Angsana Dance, menggelar even Betandak Dangkong tahun 2024 di Lapangan Leho, Karimun, Jumat, 30 Agustus 2024 malam.

Tidak hanya dari kabupaten/kota di Kepri, peserta pada event ini juga berasal dari daerah lain seperti Bali, Pekanbaru, Dumai dan Palembang. Bahkan Malaysia dan Singapura.

ADVERTISEMENT

Tampak dalam acara ini, ratusan penari mengekspresikan secara verbal berbagai tarian yang memuat unsur dan nilai pergaulan sosial. Setiap gerakan memiliki simbol yang kuat seperti keanggunan dan keindahan serta bermakna emosional yang lekat dari setiap gerakannya.

Even ini digelar sebagai respons terhadap kecemasan akan hilangnya kekayaan seni dan budaya melayu Dangkong di era modernisasi.

Dangkong merupakan bagian dari ekosistem budaya, sehingga melalui kegiatan tersebut dapat memutus sekat antara budaya dan pemilik budaya itu sendiri.

Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan wilayah IV Riau-Kepri, Jumhari, mengatakan pada tahun ini pelaksanaan even Betandak Dangkong digelar dengan konsep yang lebih ‘merakyat’.

“Kita menjadikan Dangkong lebih merakyat, mengembalikan ke khasanah aslinya. Bagaimana pun Dangkong adalah tari pargaulan,” ungkapnya.

Menurutnya, ekosistem seni Dangkong tidak hanya lekat pada kalangan masyarakat melayu di Kepri, namun juga berbagai wilayah lain di Indonesia, bahkan Malaysia dan Singapura.

“Pada kegiatan ini menunjukkan bahwa ekosistem Dangkong ini tidak hanya di Karimun, tapi jauh melampaui ruang – ruang secara teritorial,” katanya.

ADVERTISEMENT

Jumhari mengatakan, Dangkong sendiri dapat dijadikan sebagai ajang diplomasi baik secara regional dan internasional.

“Dengan keterlibatan komunitas, terutama yang bergerak di akar rumput yang menjadi ujung tombak, tinggal lagi peran kami selaku pemerintah memfasilitasi. Maka ini bisa menjadi ajang diplomasi budaya,” ungkap Jumhari.

Lebih lanjut, kata dia, pola modernisasi menjadi salah satu tantangan yang harus dihadapi dalam menjaga dan merawat eksistensi Dangkong melalui peran komunitas kesenian.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, kemajuan jaman justru harus dapat memacu inovasi – inovasi baru. “Modernisasi ini jadi kata kunci agar komunitas tidak menghilangkan akar tradisi, melakukan inovasi-inovasi sesuai dengan perubahan konteks jaman,” terangnya.

Dangkong adalah seni tarian tradisional di melayu pesisir yang telah menjadi warisan budaya dan memiliki sejarah panjang.

Kesenian ini populer pada masa kolonial Portugis berlayar ke Nusantara melalui Selat Malaka. Joget ini masih terus terawat dan beradaptasi dengan perkembangan jaman dan bahkan telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda.

ADVERTISEMENT

 

Gabung dan ikuti kami di :

Penulis: | Editor: Redaksi



sosmed-whatsapp-green
Dapatkan informasi GRATIS dari kepripedia di WhatsApp Channel
Follow
whatsapp facebook copas link

Baca Lainnya

Sound Horeg Museum Tanjungpinang: Ketidakadilan dalam Representasi

12 Oktober 2024 - 15:04 WIB

IMG 20241012 WA0082 11zon

Lantamal IV Batam dan Lanal TBK Gelar Operasi Katarak Gratis di Karimun

22 September 2024 - 12:55 WIB

IMG 20240922 WA0005 11zon

Besok, IKM Karimun Gelar Kesenian Musik Tradisional Saluang Rabab

20 September 2024 - 16:02 WIB

IMG 20240919 WA0043 11zon

Satpolair Polres Karimun Gelar Doa Bersama dan Santuni Anak Panti Asuhan

14 September 2024 - 20:34 WIB

IMG 20240914 WA0018 11zon

Maknai Harhubnas 2024, KSOP Kelas I TBK Salurkan Bantuan Sosial ke Panti Asuhan

13 September 2024 - 18:57 WIB

IMG 20240913 WA0053 11zon

Mengenal Sampan Apolo, Karya Budaya Tanjungpinang yang Ditetapkan WBTb Indonesia 2024

26 Agustus 2024 - 14:30 WIB

Sampan Apolo
Trending di Sosial Budaya