Pasar Rakyat Wan Sri Beni di Kelurahan Tanjung Riau, Kecamatan Sekupang, Kota Batam yang dibangun sejak 2020 lalu, hinggi kini belum juga digunakan. Justru saat ini kondisinya seakan terbengkalai karena terlihat kusam dan tak terurus.
Pantauan di lokasi, hampir semua fasilitas yang ada sudah mulai rusak dan ada beberapa perabot yang telah hilang. Kaca- kaca juga ada yang tekag pecah serta rolling dor pintu yang rusak, dan kamar mandi berantakan hingga instalasi listik yang amburadul.
Dari informasi yang diperoleh, awalnya pasar ini milik Kementerian perdagangan (Kemmedag) kemudian dihibahkan untuk Pemko Batam. Pengerjaan bangunan ini diketahui dibayai oleh APBN dengan dana sekitar Rp 2,5 miliar. Pasar itu dikerjakan pada tahun 2020 lalu di lokasi lahan yang dihibahkan oleh pengembang (developer).
Warga yang akan pergi ke pasar tersebut harus melewati perumahan Devin Premier dan masuk gerbang. Namun sayangnya akses jalan ke sana masih belum sempurna. Warga harus melewati jalan tanah kurang lebih 400 meter yang dikelilingi semak-semak.
Menurut warga sekitar, Wardi, sejak rampung dibangun pasar rakyat itu belum difungsikan, semua fasilitas pendukung lenyap satu per satu. Entah siapa yang mencuri.
Sebagian masyarakat pun menilai pembangunan pasar ini mubazir. Sebab, jika melihat lokasi para pedagang maupun pembeli malas datang karena jauh dari pemukiman warga
“Ini pasar di tengah hutan, tak layak karena lokasi jauh dari pemukimanan, jadi siapa yang akan jualan di sana,” katanya, Jumat (14/1).
Selain itu, akses jalanpun belum diperbaiki hingga saat ini. Karena itu, ia menilai menjadi salah satu faktor orang enggan belanja di sana jika pun dioperasikan.
“Untuk sekarang mubazir, ya, siapa yang akan datang ke sini. Tapi, tahun depan mungkin orang sudah ramai dan pasar akan hidup,” kata dia.