Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun, provinsi Kepulauan Riau, mencatat jumlah pasien cuci darah atau hemodialisa (HD) saat ini mencapai 105 orang.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun, Rachmadi, menyebut jika 90 persen pasien penderita HD disebabkan oleh hipertensi dan diabetes militus.
“Dua hal yaitu hipertensi dan diabetes menjadi penyebab paling dominan pasien HD itu sendiri. Jumlahnya setiap tahun juga meningkat,” ujar Rachmadi usai meresmikan layanan cuci darah RSBT Karimun, Jumat (2/8).
Dijelaskannya, rata-rata pasien HD di Karimun berada pada rentang usia 40 tahun ke atas.
Untuk itu, ia menekankan masyarakat dengan diagnosa hipertensi dan diabetes harus dapat secara rutin mengkonsumsi obat.
Baca juga:Â RSBT Karimun Resmikan Layanan Pasien Cuci Darah
Sehingga tidak berujung pada terjadinya gagal ginjal yang mengharuskan menjalani cuci darah secara rutin sepanjang sisa hidup.
“Kami mengajak masyarakat yang sudah dinyatakan menderita kedua penyakit ini untuk jangan putus minum obat karena sangat beresiko.
Sementara 105 pasien HD tersebut kini mendapat layanan di RSUD M Sani yang hanya dilengkapi 18 mesin HD, sehingga beberapa pasien harus dirujuk ke kota Batam, mengingat keterbatasan daya tampung.
“Saat ini data di kami pasien HD (cuci darah) itu ada 105. Dengan 105 ternyata daya tampung di RSUD M Sani hanya 18 mesin itu gak cukup,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Karimun, Rachmadi, usai peresmian layanan HD di RSBT Karimun.
Namun begitu, masyarakat saat ini bisa lebih lega tanpa harus bolak-balik ke Kota Batam. Mengingat layanan HD juga telah diperoleh di RSBT Karimun yang sudah dilengkapi dengan 4 mesin HD dan 4 tempat tidur.
Dengan asumsi penanganan 4 jam untuk satu pasien, maka dalam sehari setidaknya RSBT Karimun bisa memberikan pelayanan terhadap 8 orang pasien.
“Layanan HD di RSBT ini akan sangat membantu, tidak ada lagi pasien yang harus dirujuk ke Batam. Karena kita tahu kondisi pasien HD ini kadang baik dan tidak baik. Apalagi terbebani biaya,” bebernya.
