Menteri Desa dan Daerah Tertinggal Gus Halim mengupayakan untuk mengkaji ulang penggunaan 8 persen Dana Desa (DD) untuk penanganan pandemi COVID-19 yang sejak awal pandemi digunakan untuk penanganan COVID-19 di Desa sesuai dengan peraturan menteri keuangan, dan pemulihan ekonomi ditengah pandemi seiring dengan terus melandainya kasus COVID-19 di Indonesia.
“Terkait dengan 8 persen ini sudah kita bahas. Tinggal menunggu beberapa waktu saja. Istilahnya membuka blokir yang kemarin 8 persen enggak bisa dipakai mudah-mudahan sesegera mungkin bisa dialihkan untuk pembangunan kegiatan yang lain dan juga pemberdayaan masyarakat desa,” ujar Mendes PDTT, Abdul Halim Iskandar saat menyapa kepala desa mandiri secara virtual, Jumat (22/7) yang lalu.
Pemanfaatan dana desa yang dialihkan untuk pemulihan ekonomi nasional termasuk membantu masyarakat desa yang terkena dampak pandemi yang sudah dikunci dari Kementerian Keuangan dan diawasi oleh Inspektorat sehingga penggunaannya tidak boleh digunakan untuk kebutuhan lain.
Selain itu anggaran tersebut juga menjadi mitigasi dan penanganan bencana alam dan non alam sesuai dengan kewenangan desa.
Setelah direalisasikan selama lebih dari satu tahun terakhir, para kepala desa berharap agar anggaran tersebut dapat dimanfaatkan untuk hal lain mulai dari pembangunan infrastruktur di desa seperti jalan dan pemberdayaan masyarakat dalam rangka meningkatkan ekonomi serta pemanfaatan potensi yang ada di desa.
“Kami melihat ini tentunya menjadi pertimbangan kementerian, semoga ini segera kita realisasikan dan kita bahasa secepatnya untuk membuka blokir ini,” ujarnya.
Sementara itu salah satu Kepala Desa di Kepulauan Riau mengaku, dengan pemanfaatan anggaran tersebut tentu akan sangat membantu pemerintah desa dalam mempercepat pemulihan ekonomi, yaitu tidak lagi bentuk bantuan tunai namun lebih kepada ke bantuan-bantuan infrastruktur untuk memepermudah masyarakat mendapatkan pemerataan kesejahteraan.
“Karna ini sudah dikunci, tentunya kami kesulitan dalam membagi tepat sasaran karena seiring dengan pulihnya COVID-19 maka masyarakat juga membutuhkan dukungan lainnya selain bantuan tunai yang selama ini diberikan, apalagi kegiatan-kegiatan COVID-19 ini sudah mulai berkurang,” ujarnya.