Pagi itu tak tampak aktivitas apapun di lokasi wisata Lembah Pelangi Batam. Hanya terlihat pondok-pondok kecil bertiang kayu rapuh serta beberapa area bersantai untuk para pengunjung..
Objek wisata ini terletak di Bukit Dangas Kecamatan Sekupang, Kota Batam. Lokasinya yang strategis membuat wisata ekonomis di Batam ini mudah diakses.
Yang menjadi daya tarik tersendiri, objek wisata ini menawarkan nuansa alami dan asri, dilengkapi dengan miniatur pohon sehingga banyak menarik kunjungan para wisatawan.
Namun, pasca dirundung situasi pandemi COVID-19 kini tidak lagi terlihat aktivitas apapun di sana. Biasanya, pengunjung akan betah menghabiskan waktu bersantai dari pagi hingga sore hari di wisata seluas hampir 1,5 hektar tersebut.
“Satu tahun lalu sangat sepi pengunjung datang karena pandemi. Sekarang sejak PPKM dilonggarkan sudah mulai ramai pengunjung, biasa sore hari terlihat,” ujar Management Pengelola Lembah Pelangi, Indriyani kepada kepripedia.com.
Pandemi membuat sistem dan aturan bagi para pengunjung berubah, pihak pengelola menyiapkan protokol kesehatan yang ketat sesuai anjuran pemerintah, seperti penyediaan sarana cuci tangan dan alat pengukur suhu tubuh.
“Protokol kesehatan begitu ketat di terapan sebelum masuk ke wisata ini,” kata Indriyani.
Dalam kondisi saat ini, jumlah kunjungan wisatawan masih sangat minim. Padahal, objek wisata Lembah Pelangi ini sebelumnya cukup populer di kalangan masyarakat.
Pada hari libur, setidaknya jumlah kunjungan akan cukup meningkat dibanding hari biasa. Sekitar 200 hingga 150 orang. Bahkan, sejak pandemi, jumlah kunjungan juga terpaksa harus dibatasi untuk memutus rantai penyebaran virus corona.
“Nggak ramai seperti dulu 500 tamu yang datang, biasa mencapai 1000 orang,” katanya.
Berwisata di Lembah Pelangi pengunjung akan ditawarkan beberapa paket berlibur seperti paket camping. Jika memilih paket ini pengunjung hanya diharuskan membayar Rp 50 ribu. Sedangkan, untuk kunjungan biasa pengunjung cukup membayar Rp 10 ribu saja.
Di dalam wahana di dalam kawasan ini juga terdapat taman berpenghuni 46 ekor kelinci, taman angsa, taman dengan beragam jenis kupu-kupu, puluhan jenis burung, ratusan jenis tanaman, dan 17 spot foto berlatar belakang hutan.
Semua di kawasan berlatar belakang hutan seperti kampung-kampung yang ada berbahan limbah rumah tangga. Ini membuat pengunjung aan merasa betah setelah sejenak melapas hiruk-pikuk suasana perkotaan.
Indriyani berharap agar pandemi COVID-19 ini bisa segera berakhir, sehingga masyarakat bisa kembali menikmati nuansa alam yang asri, seperti yang pernah dirasakannya sebelum pandemi.