Sebanyak 11 usulan proyek prioritas strategis nasional dari Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau diakomodir dalam pembahasan desk Musrenbangnas Tahun 2022 pada Kamis (12/5) lalu.
Adapun kesebelas usulan program prioritas yang diakomodir Musrenbangnas tahun 2022 adalah pembangunan jembatan Batam-Bintan, pembangunan jalan lintas barat lanjutan, pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Pulau Bintan, pembangunan bangunan pengendali banjir Batam-Bintan, pembangunan pelabuhan samudera Teluk Buton Natuna, penyediaan air baku DAS Kawal Tahap 2, pemberdayaan dan pembinaan kemitraan usaha sebagai pemasok industri pariwisata, pembangunan flyover Simpang Kabil, jumlah siswa SMK yang tersertifikasi, jumlah tenaga kependidikan yang ditingkatkan kompetensinya, dan tenaga kerja industri yang mendapatkan sertifikat kompetensi.
Gubernur Kepri, Ansar Ahmad, mengatakan pihaknya mengusulkan 28 proyek strategis, namun 11 usulan yang diakomodir.
Ia meyakini, ke-11 program itu dapat menjadi daya dukung Provinsi Kepri terhadap pembangunan nasional. Terutama, pembangunan jembatan Batam-Bintan yang bertujuan mengurangi kesenjangan kesejahteraan antara pulau Batam dan pulau Bintan.
Baca Juga
“Semakin meningkatnya arus barang dan jasa antara Batam dan Bintan sekarang ini membutuhkan infrastruktur penghubung yang memadai seperti jembatan,” katanya, Kamis (16/6).
Ia menjelaskan, dengan berdirinya jembatan Batam-Bintan secara tidak langsung akan mampu mendukung perkembangan perekonomian. Khusunya di sektor industri, pariwisata, perdagangan, pertanian, dan perikanan di kedua pulau tersebut.
“Sekaligus dapat menjadi pemicu berkembangnya kawasan baru di sepanjang koridor jembatan Batam-Bintan,” sebut Ansar.
Selain itu, lanjut Ansar, pembangunan ruas jalan lintas barat lanjutan juga menjadi usulan dari Pemprov Kepri. Hal itu mengingat, sampai saat ini belum ada ruas jalan yang menguntungkan langsung wilayah utara pulau Bintan di Tanjunguban dengan wilayah timur pulau Bintan di kota Kijang.
“Sekarang arus barang dan jasa menjadi lambat karena harus ke kota Tanjungpinang dulu akibatnya waktu dan biaya transportasi menjadi tidak efisien,” katanya.
Kemudian yang tak kalah penting adalah penyelesaian krisis air bersih dengan pembangunan SPAM Regional Pulau Bintan.
Menurut Ansar, dengan semakin sering terjadinya krisis air bersih pada musim kemarau, maka dibutuhkan pasokan air bersih untuk memasok kebutuhan masyarakat pulau Bintan, ditambah dengan semakin meningkatnya aktivitas perekonomian sejalan dengan meningkatnya kebutuhan air bersih.
“Ke-11 usulan program tersebut pun menjadi komitmen kami untuk memastikan seluruh program dapat diselesaikan demi tercapainya kemajuan di Provinsi Kepri,” demikian Ansar.