Pemerintah pusat dan Pemprov Kepri telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 30 miliar untuk menata kawasan Pulau Penyengat sebagai Pulau Warisan Budaya di Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau.
Total anggaran tersebut terdiri dari bantuan pemerintah pusat melalui BPPW Kepri senilai Rp 10 miliar untuk penanganan wilayah kumuh, sebesar Rp 5 miliar dari APBD Kepri tahun yang dikhususkan untuk revitalisasi Masjid Sultan Penyengat, serta bantuan dari Islamic Development Bank senilai Rp 15 miliar.
Gubernur Kepri, Ansar Ahmad, mengungkapkan secara keseluruhan penataan dan pembangunan kawasan bersejarah Pulau Penyengat membutuhkan anggaran sebesar Rp 130 miliar. Namun, pada tahun ini baru bisa dialokasikan sekitar sepertiga dari total anggaran yang dibutuhkan.
“Kebersamaan ini akan terus dijalin karena ini adalah kegiatan berkelanjutan. Dengan dukungan penuh Walikota Tanjungpinang dan seluruh warga Pulau Penyengat, saya yakin tujuan kita bersama akan tercapai. Jika progres yang dilaksanakan baik, kiranya ke depan kita akan mudah mendapat suntikan-suntikan dana lagi untuk terus mengembangkan Pulau Heritage ini,” ungkapnya di Pulau Penyengat, Kamis (20/2).
Ia mengatakan, Revitalisasi Pulau Penyengat merupakan salah satu program prioritas dirinya selama menjabat sebagai Gubernur. Dimana salah satu tujuannya adalah mengembangkan dan melestarikan budaya Melayu, serta mewujudkan Kota Tanjungpinang sebagai ibukota Provinsi Kepri
Selain itu, Ansar juga memaparkan progres revitalisasi Masjid Sultan saat ini masih dalam tahap koordinasi dengan Direktorat Jenderal Kebudayaan dan Balai Pelestarian Cagar Budaya Batusangkar. Hal itu dikarenakan Masjid Sultan merupakan situs bersejarah.
“Karena Masjid Sultan merupakan cagar budaya, oleh karena itu kita tidak bisa sembarangan memugarnya, perlu koordinasi dengan pihak berwenang. Namun kita sudah melakukan identifikasi dan menemukan 80 titik yang memerlukan perbaikan-perbaikan utama,” kata Gubernur Ansar.
Gubernur Ansar juga berharap pengembangan kawasan Pulau Penyengat dapat dijadikan sarana penambahan lapangan pekerjaan. Sehingga program ini juga dapat berpartisipasi dalam program pemulihan ekonomi.
“Ini dapat juga dijadikan momen untuk membangkitkan SDM Pulau Penyengat,” harap Gubernur.