Aksi nekat NZ membawa parang ke dalam masjid Al Mu’minin Tanjung Uma, Batam lantaran merasa kesal dan merasa terganggu dengan suara toa saat jemaah dan remaja membangunkan sahur menjadi viral di jagat media sosial beberapa waktu lalu.
Video berdurasi satu menit 30 detik terlihat NZ datang ke dalam Masjid seraya memegang senjata tajam lalu marah-marah ke sejumlah orang yang ada di dalam masjid. Menurut informasi, NZ merasa terganggu dan geram mendengar suara bising karena anak cucu masih kecil terlelap.
Kapolsek Lubuk Baja, Kompol Budi Hartono, mengatakan bahwa kasus ini telah diselesaikan secara kekeluargaan antara pihak korban dan pelaku.
“Sudah kita mediasi pihak-pihak bertikai di Polsek serta kita damaikan kekeluargaan yang di saksikan oleh ketua RW, Ketua RT dan pengurus Mesjid Al-Mu’minin,” ujar Kompol Budi dalam konferensi pers, Kamis (14/3).
Dia mengungkapkan kejadian tersebut terjadi Minggu (10/4) sekitar pukul 03.30 WIB saat remaja Al Mu’minin RT 002/RW 002 membangun warga untuk sahur dengan menggunakan pengeras suara masjid. Namun pria paruh baya itu (pelaku) merasa terganggu dengan suara toa yang dianggap sangat keras.
“Lalu NZ datang ke masjid seraya membawa parang dengan membentak remaja di dalam masjid,” terang dia.
Baca: Viral Pria di Batam Bawa Parang ke Masjid Karena Merasa Terganggu Suara Bangunkan Sahur
Sempat terjadi adu mulut antara sejumlah orang di masjid dan pelaku beberapa menit hingga akhirnya NZ meninggalkan masjid untuk kembali ke rumah.
Tak kelar di sana, NZ lalu dikejar oleh remaja yang berada di masjid. Kemudian kembali terjadi adu mulut hingga anak NZ berinisial FR ke luar dari rumah dengan melerai percekcokan tadi.
Niat hati untuk melerai percekcokan justru FR nyaris dikeroyok. Sehingga pada akhir NZ melayangkan parang ke remaja hingga menggores sebuah punggung Me (remaja). Aksi ini pun kemudian dilaporkan ke Polsek Lubuk Baja.
“Esoknya para pihak-pihak yang terlibat langsung dimediasikan dan didamaikan secara kekeluargaan,” kata dia.
Usai digelar musyawarah dan mediasi, NZ mengaku bersalah apa yang telah dilakukan tersebut. Ia meminta maaf ke masyarakat khusus di Tanjung Uma dan berjanji tidak akan mengulangi hal serupa.
Sisi lain, kasus ini sepakat tidak dilakukan proses lebih lanjut dan kedua belah pihak tidak membuat laporan atau pengaduan ke pihak berwajib.
Sementara itu, Ketua RW O2, Kelurahan Tanjung Uma R. Indra Jaya mengucapkan terima kasih kepada pihak kepolisian Polsek Lubuk Baja karena sudah menyelesaikan masalah ini dengan baik.
“Kami juga memohon maaf atas viral video aksi ini. Mohon maaf sehingga kejadian ini meresahkan seluruh umat Islam yang ada di Indonesia, ini adalah kekhilafan kami,” ujarnya.
“Kami mengucapkan terimakasih kasih ke Polsek Lubuk Baja karena telah menyelesaikan kasus ini dengan secara damai,” tambah dia.
Ia berharap kejadian ini tidak akan terulang lagi ke depannya, karena itu, ia mengajak seluruh masyarakat untuk bersatu dalam kegiatan apa pun di bulan Ramadhan ini.