Sekolah adalah salah satu lembaga pendidikan yang memegang peranan dalam mengembangkan kualitas sumber daya manusia, dalam hal ini adalah siswa. Pendidikan sekolah dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan sumber daya manusiaIndonesia sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuninya.
Hal ini dijelaskan dalam undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 3 bahwa tujuan pendidikan nasional adalah Berkembangnya potensipeserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Setiap orang pasti mempunyai latar belakang kehidupan yang berbeda-bedadengan manusia yang lain, dan itu semua sudah menjadi takdirnya masing-masing.
Sebagai contoh bahwa manusia itu mempunyai latar belakang ekonomi yang berbeda dengan manusia yang lain, ada manusia yang latar belakang ekonominya sangat bagustapi ada juga manusia yang latar belakang ekonominya sangat rendah. Itu sudah menjadi takdirnya masing-masing dan manusia tidak bisa merubahnya, manusia harus mampu dan ikhlas menghadapinya dan menerima kenyataannya. Namun tidak sedikit
manusia yang mengetahui akan hal itu, sehingga manusia sering tidak puas denganyang dia punya dan selalu membanding-bandingkan dengan manusia yang lainnya.
Baca Juga
Kadang ada siswa yang latar belakang ekonomi rendah tapi bisa berprestasi seperti siswa lainnya yang latar belakang ekonominya tinggi, tapi tidak sedikit siswa yang latarbelakang ekonominya rendah tidak bisa berprestasi. Siswa tidak bisa berprestasi bukan karna kemampuannya memang kurang tapi karna latar belakang belakang kehidupannya dia merasa minder untuk bersaing dengan siswa yang lainnya.
Keasyikan membanding-bandingkan diri dengan orang lain, membuat kita jadi lupa melihat diri kita sendiri. Bahkan kita takut memandang diri kita sendiri. Akibatnya, yang kita lihat adalah orang lain dan bukan diri kita sendiri.
Perilaku seperti ini jelas memperlihatkan sikap tidak realistis dalam memandang dan memahami diri sendiri, yang mengakibatkan kegagalan besar dalam menerima dan berdamai dengandiri sendiri.
Penerimaan diri sangat perlu dimiliki oleh siswa di sekolah, karena dengan rendahnya penerimaan diri yang dimiliki maka dapat menyebabkan hubungan siswa dengan sesamanya dan para guru dan personil sekolah tidak berjalan dengan optimal.
Berdasarkan dari hasil angket yang disebar kepada peserta didik kelas VIII khususnya VIII A terdapat 7 peserta didik yang merasa tidak puas dengan keadaan dirinya, memandang dirinya gemuk, tidak menarik, serta tidak mudah akrab dengan orang lain.Pada fenomena di lapangan, rendahnya penerimaan diri pada siswa ini ditemukan oleh peneliti di SMP Negeri 2 Seputih Raman khususnya pada siswa kelas VIII.
Fenomena diatas menunjukkan bahwa terdapat gejala rendahnya penerimaan diri pada siswa. Apabila hal ini dibiarkan saja maka akan berakibat pada perkembangan belajar berikutnya, siswa akan sulit untuk mengaktualisasikan dirinya.
Oleh karena itu, kasus tersebut harus segera diatasi agar tidak menimbulkan hambatan pada perkembangan berikutnya.
Hasil peneliti yang dilakukanoleh Wijayanti, julia dkk (2020) menunjukan bahwa layanan bimbingan kelompok teknik self management dapat meningkatkan penerimaan diri peserta didik, berdasarkan hal tersebut peneliti ingin meneliti kembali dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok dengan teknik Role playing untuk meningkatkan penerimaan diri peserta didik.
Oleh karna itu peneliti melalui layanan bimbingan kelompok dengan teknik role playing, diharapkan mampu mengatasi permasalahan rendahnya penerimaan diriyang terjadi. Di harapkan dengan memberikan layanan Bimbingan kelompokyang artinya suatu proses pemberian bantuan kepada individu-individu dalamsuatu kelompok yang dilakukan secara berkesinambungan dengan tehnik role playing.
Berdasarkan latar belakang dan dipandang penting melakukan penelitian dengan menerapkan Tehnik role playing. Penggunaan Tehnik role playing karena masalah penerimaan diri tidak mudah untuk diselesaikan dengan Tehnik konsultasi secara perseorangan.
Tapi masalah seperti itu butuh keterlibatan siswa yang tidak dapat menerima dirinya dengan melibatkan siswa lainnya. Dan itulah alasan saya mengapa saya mengambil Tehnik role playing sebagai upaya untuk meningkatkan penerimaan diri siswa.
Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti berkeinginan untuk melakukan penelitian dengan judul โMeningkatkan Penerimaan Diri (self acceptance) Siswa Melalui Konseling Layanan Bimbingan Kelompok dengan Teknik Role Playing di SMP Negeri 2 Seputih Ramanย Kelas VIII Tahun Ajaran 2021/2022โ dengan tujuan yakni Meningkatkan Penerimaan Diri (self acceptance) Siswa.