PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) melalui anak usahanya NeutraDC membangun data Center di Kawasan Industri Kabil, Batam, Rabu (22/12).
Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatnodjo mengatakan, pembangunan hyperscale data center itu merupakan joint venture antara Telkom (NeutraDC) dengan perusahaan telekomunikasi Singapura, Singtel dan Medco Power Indonesia. Telkom memiliki saham mayoritas sebesar 60 persen, Singtel 35 persen, dan Medco Power 5 persen.
“Manfaat Batam bisa menjadi teknologi center baru. Adanya data center skala besar seperti ini tentunya ke depan bisa membawa pemain teknologi untuk memulai operasi di Batam untuk meng-sub Singapura market,” ujar Kartika disela sela pembukaan.
CEO Singtel Yuen Kuan Moon mengatakan Indonesia adalah ekonomi terbesar di Asean. Sejak 2001, Singtel telah bekerja sama dengan Telkom mengembangkan perusahaan seluler dan infrastruktur.
“Kami berharap agar proyek ini bisa menjadi pemimpin pasar data center di Indonesia. Medco sebagai ahli dari energi bersih juga bisa mendukung bisnis data center ini,” katanya.
Untuk memenuhi kebutuhan listrik di data center ini, Telkom juga menggandeng Medco Energi Indonesia, yang akan memasuki energi ramah lingkungan berbasis gas. CEO Medco Power Eka Satria, menjelaskan dalam proyek data center ini Medco berperan menyediakan energi bersih (green energy).
“Kami menyuplai 50% listrik di Batam dan kami akan menyediakan energi bersih untuk proyek ini. Menampung spill over bisnis data center di negara lain,” kata Eka.
Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah menyampaikan pembangunan data center yang ditargetkan tuntas 2024 punya kapasitas 51 Megawatt (WH). Pembangunan data center tidak lepas dari kebutuhan pasar yang besar, khususnya negara tetangga Singapura. Keberadaan data center diharapkan bisa menyerap potensi pasar yang besar dari Singapura.
“Data center di Batam ini kerja sama dengan Singtel yang merupakan perusahaan data center terbesar di Singapura. Data Center disini tidak hanya memenuhi kebutuhan pasar domestik saja melainkan menyasar potensi pasar Singapura yang wilayahnya berbatasan langsung dengan Batam,” ujar Ririek.
Menurutnya kebutuhan data center di Singapura sangat besar, namun tidak dapat dipenuhi lagi di dalam negeri, karena keterbatasan suplai energi.
Disamping itu, Batam menjadi pilihan karena infrastruktur konektivitas dengan Singapura sudah terbangun dengan baik dan berlapis.
Telkom melalui anak usahanya, Telin, memiliki tiga jaringan kabel bawah laut yang menghubungkan Batam – Singapura. Keberadaan jaringan kabel bawah laut itu akan sangat mendukung bisnis data center di Batam.