Disela menjalani masa hukuman, warga binaan Lembaga Pemasyarakatan Lapas Perempuan (LPP) Kelas IIB Batam terus ditempa untuk menciptakan berbagai kerajinan tangan yang berinisial ekonomis.
Bahkan mereka dibina untuk memiliki keahlian dalam segala bidang, salah satunya pembuatan ‘Tanjak’ hiasan kepala khas Melayu Kepri.
Setidaknya berbagai model jenis Tanjak Melayu berhasil dibuat. Diantaranya Lag Melayang dan gantungan kunci Tanjak serta lainnya.
Dalam produksinya, para warga binaan butuh waktu berhari-hari untuk mencapai hasil yang maksimal.
Meski demikian, seluruh hasil kreasi mereka ini dipasarkan ke luar Kepri hingga setiap provinsi di Indonesia dengan harga yang bervariasi.
Tergantung model atau merek. Umumnya yang dipasarkan harga yakni satu set Tanjak Rp 450.000, Tanjak Kreasi Rp 150.000, Tanjak List Rp 80.000, Tanjak full songket Rp 200.000 dan Tanjak Anak Rp 80.000 dan gantung kunci Tanjak.
“Hasil produk dan pemasaran ini sudah dilirik ke luar Kepri, bahkan hampir seluruh provinsi Indonesia. Kualitas yang tak kalah saing dari yang lain sehingga magnet untuk pelanggan,” ungkap Kasubsi Kegiatan Kerja Puspitadini Cahyaning Utami kepada kepripedia, Kamis (3/5).
Menurut dia warga binaan diberikan keleluasaan penuh untuk berkarya dengan alat-alat produksi kerajinan tangan yang telah disediakan pihak Lapas.
“Awalnya mereka ini dibekali pelatihan dulu. Setelah paham dan pandai mereka langsung praktik, tapi ada juga beberapa warga binaan yang sudah pandai dalam membuat Tanjak,” ujarnya.
Dia menambahkan, dengan adanya dukungan dari pihak Lapas, bakat yang dimiliki warga binaan dapat disalurkan, bahkan juga dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah.
“Segala kegiatan yang positif kita berikan support penuh. Ini untuk mereka juga kelak,” sampai dia.
Sementara itu, Kepala LPP Kelas IIB Batam Nebi Viarleni, mengatakan pihaknya memberikan pembinaan kemandirian yang mewadahi kreativitas bagi warga binaan.
“Kami ingin warga binaan ini tidak tinggal dan diam begitu saja dalam menghabisi waktu masa hukuman. Mereka harus berkarya dan setidaknya setelah lepas kembali kepada masyarakat dapat diberdayakan keahlian tersebut,” kata dia.
Untuk diketahui Tanjak adalah salah satu aksesoris khas penutup kepala lelaki Melayu berbentuk runcing ke atas. Terbuat dari kain songket panjang yang dilipat, Tanjak seringkali berbentuk ikatan hiasan kepala dengan gaya tertentu.
Berdasarkan buku Destar Alam Melayu karya Johan Iskandar, Tanjak disebutkan sudah ada sejak tahun 1400. Dalam buku itu disebutkan, Tanjak pertama bernama takur tukang besi atau disebut juga dengan istilah ibu tanjak. Kini penggunaan Tanjak kian beragam peruntukkannya dan biasanya dipadukan dengan baju kurung khas Melayu Kepulauan Riau.