Advertorial – Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa didampingi oleh Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad melakukan Peninjauan Proyek Pembangunan Pelabuhan Kuala Riau (Pelantar 1 dan Pelantar 2) di Tanjungpinang, Jumat (1/12). Peninjauan ini dimaksudkan untuk memastikan kebijakan pembangunan berjalan sesuai perencanaan, mengevaluasi lebih cepat berdasarkan data-data yang tersedia, dan menganalisis kesimpulan sementara dari temuan lapangan.
Pembangunan Pelabuhan Kuala Riau (Integrasi Pelantar 1 dan Pelantar 2) merupakan salah satu upaya pencapaian Visi Kepulauan Riau 2021-2026 yaitu “Terwujudnya Kepulauan Riau yang Makmur, Berdaya Saing, dan Berbudaya”, melalui percepatan pembangunan infrastruktur dan pengintegrasian konektivitas antarpulau. Pembangunan Pelabuhan Kuala Riau juga selaras dengan mewujudkan Tanjungpinang sebagai pusat produksi dan distribusi barang dan jasa, melalui penyediaan sarana dan prasarana transportasi yang terintegrasi.
Untuk dapat membangun Pelabuhan Kuala Riau, Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau bekerja sama dengan Millennium Challenge Account – Indonesia II (MCA-I II) untuk mempersiapkan dan menerapkan rencana integrasi Pelabuhan Pelantar I dan Pelantar II. MCA-I II merupakan badan pengelola dana hibah dari Pemerintah Amerika Serikat melalui Millennium Challenge Corporation (MCC).
Dalam pengembangan Pelabuhan Kuala Riau ini, sistem penganggaran yang dilakukan sepenuhnya melalui Bappenas dan program ini akan dilaksanakan secara bertahap yakni mulai dari tahun 2023 hingga 2027 dengan estimasi kebutuhan anggaran sebesar Rp740 Miliar.
Adapun lingkup rencana Pengembangan Pelabuhan Kuala Riau melalui Program MCC meliputi pembangunan Dermaga kapal boat/yacht untuk penumpang komuter antar pulau, pembangunan Fasilitas reparasi kapal (docking), Pembangunan dermaga dari semula 215 m menjadi 400 m, Platform untuk parkir dan pergudangan serta area club & water sport.
Kepada Tim MCC yang ikut dalam peninjauan ini Menteri Bappenas berpesan agar pembangunan Pelabuhan Kuala Riau menggunakan konsep smart city dengan memperhatikan perubahan iklim. Penanganan sampah serta alur pergerakan air baik dari darat maupun dari laut menuju ke darat juga harus diperhatikan guna menjaga pelabuhan jetty yang dibuat agar bisa bertahan lama.
“Jangan sampai apa yang kita bangun ini, hanya dapat dilihat 10 tahun sudah hancur semuanya, jadi diperhatikan betul semuanya pada studi kelayakan, agar diperhatikan secara seksama,” pintanya
Sementara itu Gubernur Kepulauan Riau, H.Ansar Ahmad, menyatakan, pengembangan Pelabuhan Kuala Riau sangat mendesak karena berperan sebagai pintu masuk utama logistik bagi masyarakat Tanjungpinang.
“Dengan peningkatan kinerja Pelabuhan Kuala Riau, kami yakin akan mempercepat arus barang di Tanjungpinang, yang pada akhirnya akan berdampak positif pada perekonomian kota ini,” kata Gubernur Ansar.