Subvarian baru COVID-19 Omicron bernama XBB ditemukan di sejumlah negara. Salah satunya yakni di negara tetangga, Singapura.
Dikutip dari Channel News Asia, Sub-varian Omicron baru, strain BA.2.10 ini juga telah terdeteksi di negara-negara seperti Australia, Bangladesh, Denmark, India, Jepang, dan AS sejak Agustus 2022 lalu.
Jenis subvarian ini disebut paling kuat dan lolos dari vaksin.
Singapura sendiri melaporkan rata-rata 7.716 kasus lokal per hari dalam seminggu terakhir, dibandingkan dengan rata-rata harian 2.000 pada bulan lalu.
Menurut data dari Kementerian Kesehatan Singapura (MOH). Kasus baru tertinggi mencapai 11.732 kasus, tertinggi baru baru-baru ini dan lebih dari dua kali lipat jumlah hari sebelumnya.
Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung memperkirakan kasus ini dapat terus meningkat menjadi rata-rata 15 ribu kasus per hari, dan bahkan dapat mencapai 20 ribu atau 25 ribu pada beberapa hari.
Bahkan ia memprediksi COVID-19 akan mencapai puncaknya pada pertengahan November nanti.
“Kasus ini kemungkinan akan menjadi gelombang pendek dan tajam,” kata Menkes Ong seperti dikutip dari CGTN.
“Ada juga peningkatan kasus yang dirawat di rumah sakit, tetapi jumlah kasus yang parah tetap relatif rendah,” tambahnya.
Menkes Ong mengungkapkan, XBB menunjukkan karakteristik yang mendominasi semua sub-varian lainnya.
“Ini telah terdeteksi di banyak bagian dunia tetapi di Singapura meningkat sangat cepat,” kata Ong.
Dari sejumlah sumber yang diperoleh, tidak ada bukti XBB menyebabkan penyakit yang lebih parah. Sejauh ini, sebagian besar pasien di Singapura terus melaporkan gejala ringan, seperti sakit tenggorokan atau demam ringan, terutama jika mereka telah divaksinasi.
Vaksinasi booster diklaim masih tetap efektif. Akan tetapi mereka yang belum vaksin lengkap dan booster tetap berisiko.