Didukung tubuh yang ideal, menjadi salah satu aspek utama yang dibutuhkan perusahaan dalam berkerja.
Namun, beberapa kondisi, minimnya asupan gizi dari lahir menyebabkan tubuh tumbuh dengan tinggi kurang proporsional.
Terkait itu, untuk mendukung lulusannya berkompetisi di dunia kerja secara jasmani, Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Kota Batam yang notabene unggul bidang teknologi itu lantas membuat inovasi dengan memberikan asupan gizi kepada siswanya, dimulai dari kelas XI.
“Tidak semua pula siswa yang diberikan asupan gizi. Kita hanya melihat dari segi fisik dan siswa yang tinggi badan kurang dari 150 cm,” ujar Kepala SMKN 1, Lea Lindrawijaya, pada kepripedia, Sabtu (22/1).
Selain itu, tinggi badan setiap siswa/siswi akan selalu dipantau para guru kelas dan ada laporan rutin. Bahkan pihaknya turut menghadirkan ahli gigi dari Puskesmas Batu Aji yang dipimpin Kepala Puskesmas Batu Aji, Sri Fetra Neti, terkait konsumsi makanan yang ideal.
“Jadi kita berikan juga penyuluhan dengan hadirkan narasumber yang ahli di bidang gizi sehingga siswa dapat mengetahui jenis makan apa saja yang berpengaruh ke fisik,” papar dia.
Menurut dia, asupan gizi tambahan berupa susu tersebut perlu diberikan kepada seluruh siswa.
Dengan menjaga pola makan, memperhatikan makanan yang dikonsumsi, serta asupan gizi yang baik sejak usia dini dapat membuat tubuh yang segar dan sehat. Sisi lain, ia juga meminta pengawasan dari orang tua harus dikontrol.
Ia pun mengungkapkan bahwa Inovasi ini lahir setelah ada siswa yang terkendala tinggi badan saat mengikuti penerimaan karyawan salah satu perusahaan.
“Saya sedih mereka tak terima kerja, karena itulah saya kumpulkan guru olahraga dan buat inovasi asupan gizi sesuai dengan program pemerintah mencegah stunting,” imbuhnya.
Sekedar diketahui, kini Pemerintah Kota Batam gencar melakukan upaya pencegahan stunting atau tumbuh kerdil karena merupakan pertanda masyarakat kurang gizi.
Hal itu diucapkan Wakil Wali Kota Batam Amsakar Achmad beberapa waktu lalu. Ia pun memastikan pihaknya akan menyelesaikan permasalahan stunting ini.
“Kita sudah bentuk tim kecil untuk turun ke lapangan. Setiap puskesmas juga diminta turun,” kata Amsakar ketika itu.