Pemadaman bergilir hingga saat ini masih terus dilakukan Unit Layanan Pelayanan (ULP) PLN Tanjungbalai Karimun akibat adanya gangguan yang terjadi pada mesin pembangkit.
Dari kemampuan mesin yang ada, PLN terus merilis titik-titik daerah mana saja yang akan dilakukan pemadaman. Pada proses jadwal tersebut mengalami perubahan karena kendala teknis pada bagian mesin.
Manager ULP PLN Tanjungbalai Karimun, Hendrico, menjelaskan jika perubahan dari jadwal pemadaman yang telah ditentukan menjadi permasalahan baru yang saat ini dihadapi.
“Makanya agar tetap menyala walaupun dengan kondisi terbatas, ini lah yang kami bisa lakukan dan memang ada pelanggan yang merasakan mati lampu dua kali karena kondisi di lapangan ini,” ucapnya, Sabtu (14/5).
Dijelaskan Hendrico, penggunaan listrik di Karimun saat ini berkurang sebanyak 20 persen dari beban daya yang diperlukan sebelum terjadinya gangguan.
“Dengan kondisi sekarang 20 persen (penggunaan) listrik di Karimun hilang. Proses penormalan kembali di lapangan juga butuh waktu karena di waktu beban paling tinggi tengah malam itu 100 trafo dalam posisi padam,” terangnya.
“Untuk mengamalkannya kita harus mematikan 100 trafo lagi dan untuk penyalaan nya kita sambil berkoordinasi dengan pembangkit, sehingga itu akan memakan waktu,” tambah dia.
Di sisi lain, beban puncak yang harus dipenuhi saat ini terbilang cukup tinggi. Terutama pasca kebijakan yang dibukanya pintu pelabuhan di Karimun.
“Beban saat hari malam itu sebanyak 30,5 MW, sementara saat siang bisa mencapai 24-28 MW. Sedangkan kemampuan efektif 35 MW. Tapi itu sudah berkurang karena mesin yang saat ini kita gunakan mesin lama,” katanya.
Ia menambahkan, pihaknya saat ini sedang menunggu relokasi 4 unit mesin agar kondisi kelistrikan di Karimun kembali normal. Selain itu, pengoperasian PLTU juga akan dilakukan pada 20 – 21 Mei 2022 mendatang.
“4 unit mesin eks Asean Games itu diperkirakan tiba di Karimun awal Juni. Kemudian untuk PLTU juga mudah-mudahan segara bisa beroperasi dalam waktu dekat ini,” ungkapnya.