Pulau Paku, yang terletak di Tanjungpinang, Kepulauan Riau, akan menjadi tuan rumah acara istimewa bertajuk “Kenduri Pendekar: Pagelaran Silat di Pulau Paku” pada Sabtu, 24 Agustus 2024. Kegiatan ini diharapkan tidak hanya menawarkan pertunjukan seni bela diri tradisional, tetapi juga memberikan penghormatan kepada sejarah pulau ini yang kaya.
Pulau Paku, sebuah pulau kecil dengan latar belakang sejarah yang signifikan, dikenal sebagai lokasi peristiwa penting meledaknya kapal induk Malakas Wal Varen pada tahun 1784. Peristiwa ini merupakan salah satu momen yang mendefinisikan sejarah Tanjungpinang dan memberikan kontribusi pada penetapan hari jadi kota tersebut. Dengan tema “Mengangkat Batang Terendam dari Sejarah yang Terpendam,” acara ini berusaha untuk menghubungkan seni bela diri dengan sejarah lokal, mengangkat kembali cerita dan nilai-nilai yang mungkin mulai terlupakan.
Dato’ Sri Perdana Yoan S Nugraha, selaku Kepala Bidang Organisasi Perkumpulan Pencak Silat Indonesia (PPSI) dan Ketua Umum Lembaga Pelestari Nilai Adat dan Tradisi (PESILAT) Kepulauan Riau, mengungkapkan, “Pulau Paku dipilih sebagai lokasi karena selain kaya dengan cerita rakyat yang mendalam, juga karena peristiwa sejarah yang signifikan. Dengan acara ini, kami bertujuan untuk menghidupkan kembali semangat kependekaran dan melestarikan seni bela diri silat yang merupakan bagian penting dari warisan budaya Melayu.”
Acara “Kenduri Pendekar” akan menampilkan berbagai aliran silat dari berbagai daerah, memberikan kesempatan kepada para peserta untuk menunjukkan keahlian mereka dalam pertunjukan yang memukau. Selain itu, acara ini juga bertujuan untuk memperkenalkan filosofi di balik seni bela diri silat, yang melibatkan nilai-nilai seperti pengendalian diri, kehormatan, dan harmoni dengan alam serta sesama manusia.
Lebih dari sekadar pertunjukan, acara ini juga memiliki tujuan untuk mempererat tali silaturahmi antara komunitas pencinta silat dari berbagai daerah. Ini akan menjadi platform bagi para pendekar dan praktisi untuk saling bertukar pengalaman, berbagi ilmu, dan memperluas jaringan sosial mereka. Diharapkan bahwa interaksi ini akan memperkuat kerjasama dan membangun komunitas pencinta silat yang lebih solid.
Selain itu, “Kenduri Pendekar” juga diharapkan dapat berfungsi sebagai daya tarik wisata baru untuk Pulau Paku. Dengan menyoroti sejarah dan budaya lokal melalui acara ini, diharapkan Pulau Paku akan semakin dikenal sebagai destinasi wisata budaya yang menarik, memberikan dampak positif pada perekonomian lokal dan meningkatkan kesadaran akan kekayaan budaya di Tanjungpinang.
“Kegiatan ini adalah langkah penting dalam mempromosikan dan melestarikan warisan budaya kita,” tambah Dato’ Sri Perdana Yoan S Nugraha. “Kami berharap masyarakat Tanjungpinang, serta pengunjung dari luar daerah, dapat merasakan manfaat dari acara ini, baik dalam hal pendidikan budaya, apresiasi seni, maupun pengembangan pariwisata.”
Dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan komunitas lokal, “Kenduri Pendekar: Pagelaran Silat di Pulau Paku” diharapkan akan menjadi momen bersejarah yang memperkuat identitas budaya Tanjungpinang dan melestarikan tradisi yang telah ada sejak lama. Acara ini menjanjikan pengalaman yang tidak hanya menghibur tetapi juga mendidik dan menginspirasi bagi semua yang hadir.