Harga rupiah hari ini mencapai Rp15.020 per dolar Amerika yang dibuka sejak pagi (06/07) melemahnya rupiah pada hari ini disebabkan beberapa faktor, baik itu faktor dalam negeri maupun luar negeri.
PT. Laba Forexindo dalam siaran persnya mengatakan, dampak melemahnya rupiah hari ini secara eksternal kondisi ini dipengaruhi pasar Eropa yang mengalami peningkatan harga komoditas, yang membuat saham-saham di negara tersebut berguguran.
Embargo Rusia terhadap minyak dan gas alam dan komoditas lainnya telah berimbas memberikan pukulan bagi inflasi di Amerika, Bank sentral Amerika, The Fed berencana menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin untuk menahan gejolak inflasi.
Kemudian musim kering di Italia memberikan dampak darurat bagi pasar sejumlah perusahaan di Eropa, yang memberikan dampak bagi sejumlah harga saham perusahaan di Eropa.
Dampak pandemi COVID-19 di China juga ikut memberi pengaruh melemahnya harga rupiah, karena membuat sejumlah provinsi di wilayah tersebut masih melakukan LockDown akibat pandemi COVID-19.
Sementara itu dampak di Internal sendiri melalui data Badan Pusat Statistik yang dirilis hari ini, Indonesia mengalami inflasi yang meroket.
Harga sejumlah komoditas yaitu Cabai, dan Bawang Merah yang meroket memberikan dampak signifikan bagi inflasi di sejumlah daerah di Indonesia.
Rupiah bergerak melemah 7 poin atau 0,05 persen ke posisi Rp 15.020 per dolar Amerika, yang sebelumnya, rupiah ditutup di posisi Rp 14.994 per dolar Amerika.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, melonjak 1,5 persen menjadi di atas 106,5 poin, tertinggi sejak Desember 2002.