Satgas COVID-19 Provinsi Kepulauan Riau mengingatkan kepada seluruh pihak terkait untuk meningkatkan kewaspadaan agar kasus penularan COVID-19 tidak melonjak kembali. Hal itu mengingat, penularan varian baru X-BB yang kasusnya mengganas di Singapura.
Wakil Ketua Satgas COVID-19 Kepri, Tjetjep Yudiana, mengatakan sejauh ini di Indonesia sudah ditemukan 4 kasus varian baru X-BB, dan seluruhnya sudah sembuh.
Sementara, di Singapura sudah mencapai 4.631 ribu orang sejak 29 Oktober, dan kasus aktif hari ini di Singapura sudah mencapai 50 ribu kasus aktif.
Sedangkan, untuk Kepri sendiri meski berbatasan langsung dengan Singapura, namun belum ditemukan kasus varian baru tersebut. Kendati demikian, total kasus COVID-19 saat ini berjumlah 55 orang, diantaranya Batam 39 kasus aktif, Tanjungpinang 3 kasus aktif, Bintan 6 kasus aktif, dan Karimun 7 kasus aktif.
“Saat ini kasus positif COVID-19 di Kepri sudah menurun, namun kasus positif di Kepri masih ada, dari sekarang yang seperti ini harus kita cegah, supaya jangan terpapar apalagi ada varian baru X-BB yang sekarang sedang mengganas di Singapura,” tegasnya, kemarin.
Dijelaskan Tjtejep, menurut prediksi Menkes Budi Gunadi Sadikin kasus COVID-19 varian X-BB di Indonesia akan terjadi di bulan Februari 2023, bahkan akan lebih cepat lagi pada bulan Januari 2023.
Maka dari itu, ia mengimbau agar disiplin protokol kesehatan harus ditegakkan kembali khususnya di daerah Terminal, Pelabuhan, Bandara, di tempat kerumunan, di pasar swalayan, sarana peribadatan, perkantoran dan tempat umum lainnya.
“Tempat-tempat pusat keramaian harus dilaksanakan protokol kesehatan, agar kasus Covid-19 di Kepri tidak naik kembali,” tutupnya.
Ia menambghakan, tipe varian baru X-BB ini lebih cepat menular, dibandingkan varian yang berkembang sebelumnya. Namun, Varian baru ini Case Fatality Rate-nya rendah. Dari 50 ribu kasus di Singapura, yang dirawat di Rumah Sakit rata-rata hanya 150 kasus perhari dan dari 150 kasus ini yang meninggal antara 5-10 persen.
“Kasus-kasus yang meninggal ini merupakan dari para lansia atau yang memiliki komorbid yang tidak tervaksin, di Indonesia sendiri banyak sekali kasus-kasus seperti ini, banyak yang tidak tervaksin apalagi vaksin Booster. Maka, Booster harus ditingkatkan lagi,” tambahnya.
Sementara itu, Sekdaprov Kepri, Adi Prihantara, meminta kepada semua pihak yang menangani kasus COVID-19 agar berkoordinasi dan berkolaborasi.
Ia juga mengimbau kepada semua pihak yang menangani kasus COVID-19 agar peralatan dan kondisi sarana dan prasarana yang menunjang harus disiapkan dengan baik sesuai dengan pembidangan tugas masing-masing.
“Kita harus tingkatkan kembali kewaspadaan kita, kalau kasus COVID-19 di Kepri kembali membeludak kita sudah diposisi masing-masing,” dia mengingatkan.