Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau, memperkuat pengawasan terhadap adanya lonjakan harga untuk komoditi kebutuhan bahan pokok.
Penguatan pengawasan ini dilakukan untuk menjamin keterjangkauan harga di pasaran bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Bupati Karimun, Aunur Rafiq, mengatakan jika tingkat inflasi yang tinggi akan sangat mempengaruhi indeks pertumbuhan ekonomi. Dengan begitu, pengawasan yang dilakukan TPID harus dilakukan secara ekstra.
โUntuk itu fokus evaluasi kita pada triwulan II ini adalah ketersediaan dan harga minyak goreng, dan komoditi lain. Sejauh ini masih dalam batas yang stabil,โ ujar Rafiq usai memimpin rapat TPID triwulan III, Kamis (21/7).
Baca Juga
Beberapa komoditi, lanjut Rafiq, pada triwulan ke-III tahun 2022 di antaranya mengalami penurunan harga seperti halnya minyak goreng dan komoditi cabai.
โMinyak goreng kemasan dulu Rp 20 ribu, sekarang sudah diangka Rp 14-15 ribu. Cabai pada awal kemarin ada kenaikan hingga Rp 120 ribu sekarang sudah ke angka Rp 90 ribu. Walaupun sebelum Idul Adha itu pernah Rp 45 ribu,โ jelasnya.
โKomoditi lain seperti daging dan telur semuanya bisa stabil. Kita harapkan bisa sampai akhir tahun ini terkendali,โ katanya.
Dikatakan Rafiq, lalu lintas barang juga menjadi bagian penting yang harus diantisipasi. Sebab, memiliki dampak secara langsung terhadap inflasi di daerah.
โEvaluasi juga atas kemungkinan terkait besar kapal roro yang akan dock selama satu bulan. Makanya langkahnya apa, mungkin mintakan penggantinya,โ ucap dia.
Kemudian, pada sektor pertanian, pengendalian harga dilakukan dengan mengoptimalkan pasar tani, serta melakukan pemetaan wilayah-wilayah yang dianggap berpotensi memproduksi hasil pertanian.
โMelihat ketersediaan lahan bahkan kita punya potensi untuk menjadi daerah produktif. Seperti di Kundur dan Karimun, sebagian di Moro dan Durai. Tinggal bagaimana penggarapan kita ke depan,โ terangnya.