Bank Indonesia (BI) wilayah Kepulauan Riau mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan Oktober 2022 di Kepri mengalami penurunan sebesar -0,07% month to month/mtm jika dibandingkan September 2022.
Wakil Ketua Tim Pengendalian inflasi Daerah (TPID) Musni Hardi K Atmaja, menyebutkan bahwa deflasi tersebut lebih rendah dibandingkan kondisi pada September 2022 yang mengalami kenaikan harga (inflasi) sebesar 1,06% (mtm).
Disebutkannya, deflasi pada bulan Oktober itu di dorong adanya penurunan harga sejumlah komoditas pangan.
โSeperti cabai merah, telur ayam ras, cabai rawit, daging ayam ras, dan sayur-sayuran sejalan dengan kondisi pasokan yang membaik, didukung oleh panen di beberapa sentra produksi di Sumatera dan Jawa termasuk di Pulau Kundur โ Karimun dan Pulau Setokok โ Batam,โkata Musni dalam keterangannya yang diterima, Rabu (2/11).
Baca Juga
Ia menyebutkan di periode yang sama IHK Nasional mengalami deflasi sebesar -0,11% (mtm). Secara spasial, Kota Batam dan Kota Tanjungpinang mengalami deflasi masing-masing sebesar -0,04% (mtm) dan -0,34% (mtm).
Meski secara bulanan mengalami deflasi, kata dia, untuk secara year on year /yoy (IHK Oktober 2022 dibandingkan Oktober 2021), Provinsi Kepri mengalami inflasi sebesar 6,39% dan berada di atas target sasaran inflasi nasional sebesar 3 ยฑ 1% (yoy).
โMemasuki bulan November 2022, risiko tekanan inflasi diperkirakan masih cukup tinggi,โ sebut Musni.
Ia menyebutkan, yang perlu diwaspadai terjadinya inflasi yakni curah hujan yang tinggi dan musim angin utara berpotensi mendorong kenaikan harga pada komoditas bahan pangan terutama komoditas cabai, sayur, dan ikan. Selain itu, dampak lanjutan dari kebijakan penyesuaian harga BBM pada komoditas pangan dan kelompok transportasi.
Menyikapi ancaman tersebut, lanjut Musni, TPID terus memperkuat sinergi dan koordinasi dengan Tim Pengendalian Inflasi Pusat untuk mendorong implementasi program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (Gernas PIP). Untuk Provinsi Kepri akan berfokus pada 3 program yaitu meningkatkan produksi pangan, memperkuat kerjasama antar daerah dan stabilisasi harga pangan melalui pelaksanaan operasi pasar.
Menurut data yang ia punya, hingga bulan Oktober 2022, sinergi TPID di Provinsi Kepri telah menyerahkan setidaknya 10 ribu paket bibit cabai merah dan pupuk melalui Kelompok Wanita Tani (KWT) dan PKK.
Bibit cabai tersebut diperkirakan dapat dilakukan panen pada akhir Desember 2022 hingga Januari 2023, dan diharapkan dapat menambah pasokan untuk memenuhi kebutuhan pada akhir tahun.
Selanjutnya, dalam jangka panjang, TPID akan terus mendorong upaya peningkatan kapasitas produksi lokal melalui penguatan kelembagaan nelayan/petani, perluasan lahan, dan implementasi teknik budidaya yang lebih baik seperti Program Lipat Ganda dan digital farming.
โTPID juga akan terus mendorong pemasaran bahan pangan secara online yang diintegrasikan dengan pembayaran secara digital (QRIS),โ tutupnya.