Subvarian virus corona atau COVID-19 Omicron BA.4 dan BA.5 kini disebut menjadi biang kerok lonjakan kembali kasus akhir-akhir ini.
Mengutip dari sejumlah sumber, kedua subvarian ini sinyalir lebih menular jika dibandingkan dengan aslinya BA.1. Masa inkubasinya sekitar 2 hingga 3 hari untuk munculnya gejala.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) per Selasa (14/6) kemarin, terdapar 20 kasus pasien Omicron BA.4 dan BA.5. Jumlah ini terdiri dari kasus BA.4 dan 18 kasus BA.5. Lonjakan kasus terlihat dalam 4 hari sebelumnya, 10 Juni 2022 yakni tambahan 12 kasus.
Diketahui bahwa dari 18 kasus subvarian BA.5, 3 di antaranya merupakan anak-anak.
Dilansir oleh detikcom, Rabu (15/6), Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) dr Maxi Rein Rondonuwu menyebutkan bahwa ketiga anak-anak tersebut belum mendapatkan vaksinasi.
“Ada tiga kasus anak yang terkena varian BA.5, mereka belum menerima vaksin,” kata Maxi.
Sementara 17 pasien lainnya diklaim sudah menerima vaksin COVID-19. Dua kasus Omicron BA.5 baru divaksinasi satu dosis, 3 kasus sudah vaksinasi dua dosis, 9 kasus sudah menerima vaksinasi booster, dan satu kasus sudah divaksinasi COVID-19 empat kali.
Ada dua kasus tersisa sudah divaksinasi lengkap, terinfeksi omicron baru BA.4. Dari laporan tersebut, 8 di antaranya merupakan pria, 12 lainnya perempuan.
Nah, bagaimana ciri dan gejala kedua subvarian ini?
Menurut Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, gejala subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 tidak lebih ringan dibandingkan varian COVID-19 lainnya.
Ia menilai gejala yang muncul tampak relatif ringan karena imunitas masyarakat yang sudah terbentuk terhadap COVID-19.
“Bukan lebih ringan, melainkan terkesan ringan karena imunitas yang sudah terbentuk,” papar Dicky.
“Kalau misalnya menimpanya ketika di situasi yang sama imunitas seperti Delta datang, kematiannya akan jauh lebih besar dengan BA.4 dan BA.5 ini datang. Kita beruntung ini datang setelah gelombang Delta,” imbuhnya.
Dari sejumlah sumber yang diperoleh, ciri virus Corona Omicron BA.4 dan BA.5 umumnya mirip dengan varian COVID-19 lainnya, seperti 89 persen batuk, 65 persen kelelahan (fatigue), 59 persen hidung tersumbat (rinore), 38 persen demam, 22 persen mual hingga muntah, 16 persen sesak napas, 11 persen diare, dan 8 persen anosmia (ageusia).