Cerita Keluarga Pasien Asal Bukit Keliling yang Keluhkan Layanan UGD di RSUD Dabo

Warga Bukit Keliling, Kabupaten Lingga, Iskandarsyah merasa mendapat layanan yang tak memuaskan saat membawa ibundanya, Zariah (62) ke UGD RSUD Dabo, Sabtu (21/5).

Kepada kepripedia, ia menyebutkan bahwa saat di bawa ke UGD, ibunya yang tampak lemah karena tidak makan akibat sakit maag disertai muntah-muntah justru diperbolehkan pulang tanpa pengecekan.

ADVERTISEMENT

โ€œJadi Maghrib itu ceritanya setelah minta kursi roda, pasien masuk ke UGD. Tapi sebelum diobservasi dokter jaga bilang sama bapak saya, kalau di UGD hanya untuk urgent (darurat), tidak menerima pasien rawat inap seperti ini,โ€ kata Iskandarsyah, Minggu (22/5).

โ€œBapak sampaikan keluhan tapi tetap dia (dokter) sampaikan alasan tidak bisa di UGD. Maksud bapak supaya diinfus karena kondisi lemah,โ€ lanjutnya.

Karena jawaban dokter tersebut bapaknya merasa kesal. Namun saat tampak marah dan mau membawa pasien, dokter jaga baru menyampaikan untuk memberi obat penahan muntah.

โ€œSaat bapak udah marah dan mau pulang dokternya bilang sebentar pak diberi obat penahan muntah dan makan. Terus diberi sedikit roti dan obat itu,โ€ ujarnya bercerita.

Setelah keluarga mulai marah-marah, lanjutnya, baru petugas di UGD melakukan pengecekan. Pengecekan pun menurutnya tidak sesuai keluhan melainkan hanya sebatas cek jantung, sedangkan yang lain tidak. Dari sana dokter jaga menyebutkan bahwa pasien boleh pulang karena kondisinya sehat.

โ€œDokternya bilang boleh pulang, ibunya sehat-sehat saja gak apa-apa. Padahal ceknya cuma cek jantung. Padahal tidak ada keluhan jantung melainkan karena ibu ini tidak bisa makan, mubtah, dan lemah,โ€ sebutnya.

Baca: Penjelasan RSUD Dabo Soal Tudingan Tolak Rawat Inap Pasien: Sudah Dicek Diarahkan Rawat Jalan

Ia melanjutkan, sebelum dibawa ke RSUD Dabo, pasien dirawat di Puskesmas Sungai Raya. Setelah habis 3 tabung infus keluarga membawa pasien pulang. Namun setelah kondisinya makin terlihat lemah, keluarga membawa pasien ke UGD RSUD Dabo.

ADVERTISEMENT

โ€œKami tanya ke perawat yang biasa kontrol ibu dirumah, kalau kami bawa ke UGD RSUD Dabo bagaimana. Kata dia boleh, sehingga kami tidak mengurus rujukan kalau memang perlu kita minta rujukan dari puskesmas. Kan ada alasan penolakan ini. Ini malah kita seperti diabaikan,โ€ kata In.

Dari sana kemudian di bawa ke RSUD Dabo sore Sabtu (21/5). Karena tak mendapat penanganan yang intensif, pasien dibawa ke kediaman keluarganya dan memanggil mantri untuk diinfus.

โ€œSebelum dibawa pulang ada diminta tanda tangan dan diberi obat. Kita tidak mau tanda tangan dan tidak ambil obatnya,โ€ kata dia.

ADVERTISEMENT

โ€œKemudian dipanggil mantri, ibu diinfus 2 tabung baru agak terlihat bertenaga. Dicek sama mantrinya gula darah tinggi, tensi tinggi, kolesterol tinggi. Ini tidak di cek sama dokter di RSUD Dabo,โ€ imbuh anak pasien tersebut.

Ia menyebutkan, tidak sepenuhnya merasa dirugikan. Namun hal ini sangat disayangkan, apalagi jika sampai terjadi apa-apa saat perjalanan pulang tanpa mendapat penanganan medis. Tentu hal ini menurutnya perlu dievaluasi.

โ€œIni kita sesalkan saja. Kita ingin hal-hal seperti ini tidak lagi terjadi apalagi pasien dari jauh,โ€ ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Penulis: | Editor: Redaksi


Share This Article

TERBARU

What's New

POPULER

What's Hot