Harga cabai yang meroket dalam beberapa pekan terakhir kini menjadi perhatian serius bagi Pemerintah Kota Batam.
Pantauan kepripedia di salah satu kedai di kawasan SP Sagulung, Cabai rawit dijual dengan kisaran harga Rp 100 ribu hingga Rp 130 ribu per kilogramnya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Batam, Gustuan Riau, menyebutkan salah satu faktor tingginya harga cabai saat ini dikarenakan cuaca yang tak menentu belakangan ini.
“Untuk cabai rawit, di Lombok sedang hujan,” ujarnya saat dihubungi wartawan Senin (27/6).
Sedangkan untuk cabai keriting dari Medan, kata Gustian, harganya masih di sekitar Rp 70 ribu sampai Rp 80 ribu per kilogram.
Menurut Gustian, kondisi harga yang tinggi ini terjadi di seluruh daerah di Indonesia. Disebabkan karena para petani banyak gagal panen akibat cuaca ekstrem.
Namun demikian, lanjutnya, Pemerintah Kota Batam sendiri tengah berupaya untuk memilih alternatif lain dalam pendistribusian cabai ke depannya.
“Kita sudah MoU dengan Tapanuli Utara dan Simalungun. Sekarang tinggal melaksanakan perjanjian kerja sama saja dan dalam waktu dekat sudah selesai,” tandasnya.
Diberitakan sebelumnya Kementerian Perdagangan Republik Indonesia melaporkan jika harga cabai dan bawang meroket karena dipengaruhi stok yang masih defisit.
Kenaikan harga komoditas cabai merah dan rawit ini terjadi sejak satu bulan yang lalu. Selain faktor cuaca ekstrem harga pupuk melonjak tinggi menjadi pemicu terjadi kenaikan harga cabai.
Kendati demikian, warga berharap ada solusi diberikan pemerintah. Sebab saat ini ekonomi belum sepenuhnya membaik karena terpuruk akibat dihantam pandemi COVID-19.
“Kita harap perhatian dari pemerintah dan ada solusi keringanan. Misalnya operasi pasar murah dilakukan pemerintah,” ujar Lea warga Batam.