Bank Indonesia (BI) Kepulauan Riau (Kepri) kampanyekan konsumsi cabai kering. Hal itu untuk mendukung pengendalian inflasi di Kota Batam, Kepulauan Riau
Ajang kampanye itu berlangsung di Batam Tourism Polytechnic (BTP) Tiban, Sekupang Batam, sejak Jumat- Sabtu (22/7). Sejumlah peserta yang dominan kaum hawa itu berlomba-lomba untuk memasak secara tradisional.
Masakan Tradisional Indonesia Tanpa Menggunakan Cabai Segar dan sajian cabai kering serta Talkshow.
Cabai Kering untuk Mendukung โPengendalian Inflasi Pangan dan demo masak bersama pakar gastronomi, Chef William Wongso. Tujuan untuk meningkatkan pemahamannya masyarakat bahwa untuk menghasilkan masakan pedas, tidak harus selalu menggunakan cabai segar.
Baca Juga
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam, Ardiwinata, membuka lomba memasak yang terbagi dalam 8 kategori tersebut, yaitu: masakan berbahan dasar daging sapi, daging ayam, ikan patin, kerang, olahan ikan laut โ sagu, olahan protein nabati, nasi goreng bumbu dasar merah, dan aneka sambal.
โBerbagai komunitas turut berpartisipasi dalam lomba tersebut, antara lain: PKK Kota Batam, Persatuan Istri Tentara (Persit) Kartika Candra Kirana Kodim 0316/Batam, Persatuan Istri Pegawai Bank Indonesia (PIPEBI) Kepri, komunitas chef, mahasiswa, UMKM, dan umum,โ ujarnya dalam keterangannya, Sabtu (22/7).
Dari perlombaan tersebut, resep masakan yang terpilih sebagai juara akan didokumentasikan dalam sebuah buku kompilasi resep. Masakan Tradisional Indonesia Tanpa Menggunakan Cabai Segar.
โNanti akan didistribusikan ke seluruh Indonesia melalui jaringan Kantor Perwakilan Bank Indonesia,โ ujarnya.
Kepala Deputi Kepala BI Kepri, Adidoyo Prakoso mengatakan, kampanye konsumsi cabai kering merupakan implementasi dari salah satu program unggulan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
โDengan peningkatan daya tahan penyimpanan dan nilai tambah produk olahan,โ ujarnya.
Sebagai informasi, lanjut dia, Indeks Harga Konsumen (IHK) gabungan dua kota di Provinsi Kepri pada Juni 2023 mengalami inflasi sebesar 0,49% (mtm), lebih tinggi dibandingkan IHK bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 0,26% (mtm).
Salah satu faktor penyebab inflasi bersumber dari fluktuasi harga komoditas pangan bergejolak, diantaranya cabai.
Cabai menjadi bumbu masakan yang โharusโ ada pada menu harian sebagian besar masyarakat Indonesia, khususnya Kepulauan Riau.
โHal ini sejalan dengan posisi geografis Kepri yang terletak di wilayah Sumatera sehingga memberikan pengaruh melayu cukup besar pada kuliner Kepri,โ imbuh dia.
Masakan khas melayu dikenal memiliki cita rasa pedas, seperti: ikan asam pedas, gulai ikan, sambal goreng, dan berbagai jenis masakan lainnya.
Ketika pasokan cabai terbatas, harga cabai segar cenderung melonjak sehingga menyebabkan daya beli masyarakat menurun.
Di sisi lain, ketika pasokan cabai melimpah, harga cabai menurun drastis sehingga menimbulkan risiko kerugian pada petani dan berpengaruh pada kesejahteraan petani.
โPenggunaan cabai kering diharapkan mampu merubah pola konsumsi cabai masyarakat dan mendorong hilirisasi seiring dengan daya tahan cabai kering yang lebih lama sehingga mendukung pemenuhan kebutuhan cabai di masyarakatโ sampai dia.
Ia menambahkan, Sambal yang membutuhkan bahan baku bilis seberat 200 kg dan cabai kering tersebut melampaui rekor MURI sebelumnya, yaitu 1.035 layah sambal wader di Mojokerto pada tahun 2022.
Pemecahan rekor MURI ini juga menjadi momentum untuk mempromosikan bilis yang merupakan produk ikan tangkap khas Kepri ke tingkat nasional.
Selanjutnya, untuk memperluas kampanye konsumsi cabai kering, pada hari Minggu, 23 Juli 2023, bertempat di Atrium Grand Batam Mall, diselenggarakan Talkshow โOptimalisasi Konsumsi Cabai Kering untuk Mendukung Pengendalian Inflasi Panganโ dan Demo Masak Kreasi Cabai Kering oleh Chef William Wongso.
Pengunjung Grand Batam Mall diberikan kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan pakar kuliner dan gastronomi legenda Indonesia tersebut, sehingga dapat lebih mendalami cara mengolah cabai kering yang tepat agar menghasilkan masakan yang lezat.
Di bawah arahan Chef Wiliam Wongso, tercatat sejumlah 1.409 porsi sambal bilis berhasil diproduksi oleh mahasiswa dan masyarakat sekitar kampus BTP.
Pembukaan lomba itu dibuka oleh Dewi Kumalasari, Adidoyo Prakoso (Deputi Kepala BI Kepri), Asman Abnur (Ketua Badan Pembina Yayasan Vitka), dan Chef William Wongso menjadi penggenap 1.409 porsi sambal bilis yang disajikan kepada masyarakat sekitar kampus BTP.