Nama pejabat hingga tokoh-tokoh publik rentan sekali dicatut penipuan. Bahkan sampai saat ini masih banyak penipuan-penipuan yang mendompleng nama-nama besar tersebut.
Dalam catatan kepripedia, nyaris semua kepala daerah di Kepulauan Riau juga ikut digunakan aksi penipuan. Paling banyak, media yang digunakan para penipu tersebut ialah perpesanan seperti Whatsapp dan Facebook massangger.
Modusnya pun beragam, namun paling dominan ialah dengan iming-imingi mendapatkan bantuan. Namun ada pula yang hanya sekedar menggunakan foto kepala daerah tersebut di sosial media, dengan postingan-postingan tertentu.
Namun demikian, beberapa pencatutan ini sudah diketahui, dan telah dikonfirmasi instansti terkait sebagai hoaks dan penipuan.
Berikut beberapa contoh yang telah dirangkum kepripedia, yang mencatut nama kepala daerah di Kepulauan Riau:
Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad
Pada Juli 2021 lalu, sebuah akun mengatasnamakan Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad pernah ditemui di sosial media facebook. Akun tersebut juga menggunakan foto Ansar Ahmad sebagai foto profil.
Akun itu sempat mengubungi salah satu masyarakat melalui facebook massangger. Namun belum jauh berinteraksi, akun itu lebih dulu dilaporkan ke Diskominfo Kepri dan diketahui jika penipuan.
Kemudian Diskominfo Kepri mengumumkan akun dengan nama tersebut ialah palsu.
Selain akun facebook, beberapa nomor WhatsApp juga ada yang mengaku sebagai Gubernur Ansar. Pada Desember 2022 dilaporkan nomor yang digunakan +62812-1335-4537 dengan gambar profil Gubernur Ansar. Diskominfo Kepri mengkonfirmasi dan mengumumkan jika hal tersebut adalah penipuan.
Wakil Gubernur Kepulauan Riau, Marlin Agustina
Pada 2021 lalu, dilaporkan adanya akun facebook palsu mengatasnamakan Wakil Gubernur Kepulauan Riau, Marlin Agustina. Diketahui setelah adanya laporan masyarakat.
Akun yang menggunakan foto Marlin Agustina tersebut menghubungi masyarakat via facebook massengger. Ia mengirimkan kode otp sebuah aplikasi ke target, dengan alasan mau menghubungi via WhatsApp namun perlu kode otp.
Selain itu, adapula sebuah nomor WhatsApp 0896-0866-9526 yang mengaku penyalur bantuan sosial. Ia menghubungi salah satu pengurus masjid al-Ishlaah di Batam dengan dalih akan menyalurkan bantuan dari Marlin Agustina. Namun akun ini sudah dikonfirmasi palsu.
Wali Kota Batam, Muhammad Rudi
Pada tahun 2021 lalu, ditemukan akun facebook mengatasnamakan Wali Kota Batam sekaligus Kepala BP Batam, Muhammad Rudi.
Dilaporkan, akun dengan foto Muhammad Rudi tersebut menghubungi masyatakat dan meminta nomor WhatsApp dengan dalih akan dimasukkan ke grup. Namun belum jauh, akun tersebut lebih dahulu dilaporkan ke pihak terkait dan dikonfirmasi palsu.
Nama Muhammad Rudi juga pernah dicatut di WhatsApp dengan nomor 0819-3528-2513.
Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad
Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad juga kerap dicatut aksi penipuan. Dari yang dilaporkan, umumnya ialah nomor WhatsApp yang menghubungi masyarakat dan mengaku Amsakar.
Di antaranya WhatsApp dengan nomor 0812-3082-0770 yang juga menggunakan gambar profil foto Amsakar. Modusnya yakni menghubungi seolah-olah akan memberikan bantuan sosial, hingga bantuan untuk rumah ibadah.
Wali Kota Tanjungpinang, Rahma
Nama dan foto Wali Kota Tanjungpinang, Rahma, juga pernah dicatut oleh penipuan via WhatsApp dan facebook.
Di November 2022 kemarin via WhatApp, nomor 0858-0502-5778 dikonfirmasi sebagai akun palsu yang mengaku dan menggunakan gambar Wako Rahma lalu menghubungi sejumlah warga.
Pada September 2020 silam sebuah akun facebook bernama Hajjah Rahma juga muncul. Menghubungi sejumlah ASN di Pemkot Tanjungpinang via facebook Messenger dengan modus menawarkan pergeseran jabatan dengan imbalan.
Bupati Bintan, Roby Kurniawan
Sama dengan kasus-kasus sebelumnya, nama Bupati Bintan (dulunya Wakil Bupati), Roby Kurniawan juga digunakan penipuan via WhatsApp. Modusnya ialah menyalurkan bantuan untuk rumah ibadah.
Di antaranya pada Maret 2021 lalu, WhatsApp dengan nomor 0877-6220-6380 yang menghubungi pengurus gereja Bethel Indonesia di Kijang. Nomor tersebut berdalih akan menyalur bantuan dari Pemkab Bintan dan meminta alamat serta nomor rekening gereja.
Namun penipu menyebut terjadi keselahan transfer dari Sekda Bintan sehingga perlu pengembalian uang. Ia mengirimkan nomor rekening 0481725282 atas nama Anwar Fauzi.
Wakil Bupati Lingga, Neko Wesha Pawelloy
Di Lingga, nama Wakil Bupati Lingga Neko Wesha Pawelloy juga pernah digunakan penipu via WhatsApp. Modusnya umum yakni penyaluran bantuan untuk rumah ibadah.
Seperti pada Desember 2022 kemarin, pernah dihubungi ialah pengurus masjid al Falah di Dabo Singkep dengan nomor 0821-7772-5949. Modusnya ialah memberikan bukti transfer bantuan fiktif sebesar Rp 22 juta. Namun ia meminta kelebihan transfer sebesar Rp 7 juta ke panti asuhan yang tak lain adalah nomer rekening penipu.
Selain itu, pada Juli 2022, foto Wabup Neko juga pernah disalahgunakan di Facebook dengan nama akun Wahyu. Akun ini membuka jasa pengurusan surat-surat penting.
Penipuan Rombongan Bupati Karimun
Belum lama ini, penipuan dengan nomor WhatsApp 08953-2056-5479 mengaku dari staff Kantor Bupati Karimun menyasar pemilik rumah makan. Modusnya ialah memesan makanan karena ada rombongan Bupati Karimun.
Namun mereka meminta transfer sejumlah uang ke nomor rekening 740001018015533 atas nama Danindra Rajasa dengan alasan tertentu untuk operasional lain.
Begitu tadi sejumlah aksi hoaks mengatasnamakan pejabat dan kepala daerah di Kepri serta modusnya yang mengarah ke penipuan dan dapat merugikan masyarakat. Masih banyak beberapa nama pejabat lain yang ikut dicatut dengan modus yang sama.
Hindari Penipuan
Ada beberapa cara jika dihubungi oleh penipu baik di media sosial maupun pesan, apalagi mengatasnamakan pejabat dengan iming-imingi yang malah berujung merugikan.
- Cek Nomor Penipuan
Jika dihubungi via WhatsApp atau telepon oleh nomor tak dikenal, jangan langsung percaya.
Pastikan lakukan pengecekan nomor yang menghubungi melalui berbagai aplikasi. Misalnya melalui aplikasi dan situs web GetContact, TrueCaller, hingga kredibel.co.id
Dari aplikasi dan situs itu, jika nomor tersebut pernah melakukan penipuan terdapat informasi yang menyebutkan penipuan.
- Cek Kebenaran
Jika yang menghubungi mengaku pejabat pemerintah, dan tidak kenal secara pribadi, langsung konfirmasi ke kontak maupun akun sosial media resmi, atau mendatangi langsung kantor instansi terkait.
Umumnya kepala daerah memiliki akun resmi yang dikelola Diskominfo atau biro humas. Di dalamnya memuat kegiatan-kegiatan. Atau jika pun dikelola pribadi pastikan akun tersebut terpercaya.
Selain itu untuj penipuan dengan bantuan sosial dapat di cek ke Dinas Sosial atau instansi terkait.
- Jangan Transfer dan Berikan Informasi Pribadi Maupun Kode OTP
Sebelum mengetahui pasti kebenaran, jangan pernah langsung memberikan informasi pribadi, transfer uang yang diminta. Begitupun yang meminta kode keamanan (OTP) yang biasa dikirim via WhatsApp dan SMS. Kode OTP ini merupakan keamanan yang jika diberitahu dapat menjebol akun-akun penting termasuk internet banking, atau dompet digital lainnya.
Pastikan terlebih dahulu kebenarannya demi keamanan data pribadi dan menghindari kerugian.
- Aduan BRTI
Masyarakat juga dapat membuat aduan ke Kominfo jika menerima panggilan telepon atau pesan yang bersifat mengganggu dan/atau tidak dikehendaki dalam segala bentuk (spam), seperti: permintaan untuk segera mengurus pembayaran atau transaksi tertentu, permintaan untuk mentransfer uang, pemberitahuan bahwa Anda menjadi pemenang kuis atau undian tertentu.
Aduan dapat melalui layanan.kominfo.go.id/microsite/aduan-brti
- Lapor Pihak Berwenang
Jika sudah terlanjur memberikan data maupun transfer, pastikan simpan bukti-bukti dan segera buat laporan ke pihak berwajib. Agar dapat segera ditindaklanjuti.