Dinas Kesehatan (Dinkes) Kepri mencatat bahwa penyebaran kasus COVID-19 di wilayah Kepulauan Riau saat ini sudah mulai melandai. Meski berdasarkan data per 10 Maret 2022, jumlah kasus aktif COVID-19 di Kepri mencapai 2.846 orang.
Menurut Kadinkes Kepri, Mohammad Bisri, semua kasus aktif saat ini merupakan pasien dengan probable varian Omicron. Bahkan menurutnya, kasus yang muncul dari Februari-Maret 2022 ini sudah 100 persen varian omicron yang menyebar secara masif.
Mutasi varian Omicron ini menurutnya memang lebih cepat dibandingkan varian lain seperti misalnya Delta yang sempat menyebar tinggi beberapa waktu lalu.
“Saat ini yang terkonfirmasi positif COVID-19 sudah varian Omicron,” ungkap Bisri, Jumat (11/3).
Namun demikian, ia menyebutkan penanganan pasien Omicron masih sama dengan varian COVID-19 yang lainnya.
“Sama-sama COVID-19, penanganan (pasien)Â tidak berbeda,” sambungnya.
Bisri menjelaskan, walaupun kasus aktif mencapai lebih dari 2 ribu kasus, namun tingkat BOR (keterisian rumah sakit) masih rendah. Yakni di angka 20,56 persen dengan proitivity rate di angka 8,70 persen. Dari data ini, ia memastikan bahwa rumah sakit di Kepri masih cukup karena saat ini pula pasien positif tidak memiliki gejala-gejala berat.
Selain itu, untuk angka kematian tercatat sebesar 2,91 persen dari total kasus COVID-19 selama ini. Yakni 1.841 orang dari 63.289 orang positif COVID-19. Angka kematian ini, lanjut Bisri, sebagian besar merupakan lanjut usia (lansia) dengan penyakit bawaan atau komorbid dan juga sebagian lainnya karena belum divaksin.
“Kalau pun sudah vaksin, itu sudah 6 bulan yang lalu. Makanya diimbau segera ikut vaksinasi penguat (booster), terutama para lansia,” jelas Bisri.
Ia menjelaskan, pemerintah daerah Provinsi Kepri saat ini berupaya menurunkan level PPKM denagn meningkatkan tenting dan tracing terhadap pasien COVID-19.
“Lagi berupaya menurunkan level PPKM 3 ke level 1, karena di antara syarat pandemi berubah endemi ialah PPKM level 1 bertahan selama 6 bulan,” tutup Bisri.