Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau membagikan bantuan peralatan dan bibit kepada kelompok tani (Poktan) Kabupaten Bintan, Senin (7/11).
Bantuan sarana dan prasarana pertanian ini merupakan salah satu upaya untuk pengendalian inflasi di Provinsi Kepri.
Bantuan tersebut berupa, satu paket alat pengolahan hasil ubi kayu, satu unit sepeda motor roda 3, sarana pengolahan holtikultura mesin pengolahan nanas, program pengembangan bawang merah 10 hektare, 1.454 batang bibit alpukat, 3 ribu bibit kelapa dalam, 31,5 ton pupuk NPK, 8,55 ton pupuk kompos, 8 unit handtraktor, 1 unit mesin pompa air, 1 unit motor roda 3, serta 2 ribu bibit cabai beserta bahan pendukungnya.
Gubernur Kepri, Ansar Ahmad, dalam kesempatan itu menyampaikan inflasi terjadi dengan kenaikan harga barang-barang tertentu. Termasuk barang kebutuhan, dimana daya beli masyarakat menurun dan dapat pula terjadi kelangkaan.
“Ada barang yang bisa disubstitusi, namun ada pula barang-barang yang tidak. Salah satunya, komoditas cabai, maka mau tidak mau memang inflasi ini harus dikendalikan,” ujarnya di Dasawisma Mawar Bintan Timur, Kabupaten Bintan.
Ia menjelaskan, tingkat inflasi di Kepri saat ini telah mencapai angka 6,39 persen. Angka tersebut termasuk dari dampak kenaikan BBM.Â
Meksi masih relatif rendah di Sumatera, namun tingkat inflasi tersebut tetap harus diwaspadai.
“Penyebab inflasi yang masuk ke dalam kebutuhan sehari-hari antara lain cabai, bawang, telur, ikan. Dan memang yang paling berat adalah cabai. Maka kita dorong juga agar ibu-ibu semangat ikut menanam cabai di pekarangan rumahnya masing-masing,” ungkapnya.
Sementara itu, Bupati Bintan, Roby Kurniawan, memaparkan saat ini terdapat 232 Poktan dengan 1.689 orang anggota dan 106 KWT dengan jumlah anggota 891 orang. Namun menurutnya dengan jumlah besar tersebut, tetap tidak bisa berjalan sendiri.
“Untuk itu kita selalu mengupayakan mencari sumber-sumber pembiayaan sah yang lain. Salah satunya bantuan dari Pemprov Kepri ini,” sebutnya.
Roby menambahkan, saat ini permasalahan pertanian di Bintan adalah kesulitan mendapatkan pupuk. Maka dengan bantuan ini menjadi solusi kesinambungan produksi pertanian Bintan.Â
“Dimana saat ini Bintan menjadi daerah terbesar kedua penghasil komoditi pertanian di Kepri yang hasilnya didistribusikan di Bintan sendiri maupun di Tanjungpinang dan Batam,” tutup Roby.