Plt Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Kepulauan Riau, Luki Zaiman Prawira, menyampaikan prospek pariwisata di wilayahnya pada 2023 mendatang akan kembali bertumbuh baik.
Hal itu didukung dari pernyataan Presiden RI Joko Widodo, beberapa waktu lalu, yakni, Indonesia akan tidak melaksanakan PPKM lagi.
Menurutnya, pernyataan presiden tersebut merupakan lampu hijau untuk memberitahu bahwa pariwisata kembali dibuka dengan selebar-lebarnya. Ditambah lagil, dengan dukungan Gubernur yang mengeluarkan keputusan nomor 1263 tahun 2022 tentang destinasi pariwisata, kawasan strategis pariwisata dan daya tarik wisata Provinsi Kepri.
“Saya yakin, kebangkitan pariwisata akan mengembalikan kunjungan wisatawan mancanegara kembali ke Kepri lagi,” ungkapnya, Jumat (30/12).
Baca Juga
Ia menuturkan, perkembangan pariwisata di Kepri saat sudah terlihat ke arah positif. Berdasarkan data, kunjungan wisman hingga Oktober 2022 sudah mencapai 456.670 pengunjung.
“Melihat capain ini membuat Kepri memiliki peluang yang baik di tahun depan,” tegasnya lagi.
Luki mengenang, pada 2019 lalu kala awal mula COVID-19 melanda sektor pariwisata di Kepri sangat terpuruk. Namun, berkat upaya dan kegigihan serat kerjasama seluruh pihak, pada 2022 ini dunia pariwisata akhirnya kembali dan mulai bergairah.
“Saat ini 2022, mulai April mulai meningkat kunjungan wisman sampai Oktober sebanyak 465.670 yang berkunjung. Selain itu, pada minggu lalu, mendapatkan data, untuk tingkat okupansi hotel di Kepri sudah di angka 80 persen,” kata pria yang juga menjabat Asisten II Pemprov Kepri ini.
Sementara itu, Group General Manager (GGM) PT Bintan Resort Cakrawala (BRC), Abdul Wahab, mengatakan pandemi COVID-19 sangat berdampak besar jatuhnya pariwisata di kawasan Lagoi, Bintan.
Kala itu, kawasan Lagoi hanya diberikan pemerintah untuk bertahan selama enam bulan. Namun, setelah lewat masa tersebut, hanya satu hotel yang bertahan dan mempekerjakan karyawannya dengan masa kerja hanya setengah bulan saja.
Selanjutnya, manajemen hotel terpaksa melakukan pengurangan karyawan, akibat tidak adanya tamu hotel.
“Begitu luar biasanya pengaruh COVID-19 terhadap dunia pariwisata,” sebutnya menyampaikan dampak yang dirasakan saat COVID-19.