Ketersediaan sapi untuk memenuhi kebutuhan harian masyarakat di Kota Tanjungpinang saat ini dilaporkan semakin menipis.
Menurut Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan (DP3) Tanjungpinang, Yoni Fadri, menyebut hingga kini ketersediaan sapi di daerahnya hanya tersisa 18 ekor saja. Sementara, estimasi kebutuhan harian sapi di Tanjungpinang dua ekor pe hari.
โArtinya, cuma cukup buat memenuhi permintaan masyarakat selama sembilan hari ke depan,โ ungkapnya, Jumat (26/5).
Menurutnya, selama ini pasokan sapi di Tanjungpinang memang bergantung dengan kiriman dari provinsi lain. Mengingat, Kota Tanjungpinang bukan sentra penghasil ternak sapi.
Baca Juga
Oleh karena itu, Yoni berharap dalam waktu dekat ada kepastian kapan sapi dari daerah-daerah, seperti Lampung, Jambi, hingga Palembang bisa masuk ke Tanjungpinang. Karena, dikhawatirkan apabila dalam waktu dekat tak ada sapi masuk ke Tanjungpinang, maka aktivitas penjualan maupun konsumsi daging segar terancam terhenti.
โPermasalahan terbatasnya pasokan ternak sapi tengah dialami hampir semua wilayah di Indonesia, tidak hanya Tanjungpinang,โ sebut Yoni.
Kendati demikian, lanjut Yoni, pihaknya berupaya mendatangkan sapi dari daerah lainnya di Provinsi Kepri yang surplus ternak sapi, seperti Kabupaten Natuna dan Anambas. Guna memenuhi kebutuhan harian masyarakat serta keperluan hewan kurban jelang Hari Raya Idul Adha.
Selain itu, ia memastikan sampai saat ini belum ditemukan penyebaran PMK di Tanjungpinang, makanya pemerintah sangat berhati-hati untuk mendatangkan sapi dari provinsi lain.
Sebab, perlu waktu pemulihan yang lama dan biaya sangat besar jika ternak sapi maupun kambing terkena paparan PMK.
โKami rutin setiap hari memeriksa serta menyemprot cairan disinfektan di kandang hingga sapi di Tanjungpinang untuk mencegah adanya PMK,โ demikian Yoni.