Selama satu pekan ini, sejumlah wilayah di kota Batam mengalami pemadam bergilir atau aliran listrik mati dengan durasi di atas 2 jam.
“Ini sudah dua pekan listrik kerap mati-mati dengan durasi dua jam lama. Tidak ada pemberitahuan terlebih dahulu ke pelanggan,” keluh Efri, warga Sagulung, Batam, Minggu (13/3).
Ia mengaku di rumahnya bisa padam saat siang hari dan juga bahkan hingga malam hari. Menurutnya, kejadian ini sangat mengecewakan dirinya sebagai pelanggan yang tidak pernah telat membayar tagihan listrik.
“Sangat kecewa, kita tidak pernah telat bayar tagihan listrik. Tahu listrik kerap padam, jika kita telat bayar maka meteran diputus,” kata dia.
Senada, Rino warga lain menyebutkan jika ada gangguan listrik sebaiknya dari Bright PLN Batam terlebih dahulu diinformasikan agar dapat diketahui pelanggan.
“Ini tiba-tiba mati saja siang hari. Tadi malam satu jam mati,” katanya.
Ia pun berharap agat Bright PLN Batam dapat meningkatkan kualitasnya. Terlebih sebentar lagi akan memasuki bulan suci Ramadhan, di mana menurutnya listrik sangat dibutuhkan masyarakat.
Penjelasan Bright PLN Batam
Vice President of Public Relations Bright PLN Batam, Bukti Panggabean, membenarkan terjadinya pemadam listrik dengan durasi dua jam hingga tiga jam sejak awal Maret ini.
Hal itu disebabkan oleh salah satu unit pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) Mitra Energi Batam (MEB) di Panaran mengalami gangguan.
“Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya atas peristiwa pemadaman listrik yang terjadi di Batam dan sekitarnya dalam beberapa hari terakhir,” kata dia dalam pesan tertulis diterima kepripedia.
Dengan gangguan mesin berbahan gas uap minggu lalu, lanjutnya, mengakibatkan PLN Batam mengalami kekurangan daya sebesar 11 sampai dengan 22 Mega Watt (MW) atau pemadaman sebesar 4.5 persen dari total kebutuhan listrik di Pulau Batam dalam dua minggu terakhir.
“Saat ini, petugas sedang berupaya maksimal untuk memperbaiki gangguan tersebut. Sistem kelistrikan di Batam ditopang oleh mesin utama berbahan bakar uap dan gas di samping pembangkit-pembangkit diesel dengan kapasitas kecil yang tersebar di pulau Batam,” ujar Bukti.
Dia menyebutkan, hingga saat ini PLN Batam masih terus mengupayakan perbaikan gangguan pada mesin serta secara paralel mendatangkan komponen mesin dari Firlandia.
Sementara itu, PLN Batam juga telah mempersiapkan solusi jangka panjang dengan mempercepat pembangunan PLTG Baloi sebesar 30 MW yang rencananya akan rampung pada pertengahan April 2022 ini.
“Oleh sebab itu, untuk beberapa waktu ke depan akan melakukan manajemen beban. Pada waktu beban puncak siang sekitar pukul 13:00 WIB s/d 15.00 WIB akan dilakukan manajemen beban sebesar 11 MW, bisa meningkat 22 MW jika cuaca terik di siang hari. Selain itu pemadaman terencana diusahakan tidak terjadi pada malam hari agar tidak mengganggu aktivitas dan waktu istirahat pelanggan,” pungkasnya.