Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia memang membawa rezeki bagi para pedagang musiman yang menjual pernak pernik kenegaraan.
Seperti yang dirasakan oleh Imam Sundaffa yang menjajakan berbagai atribut atau pernak pernik untuk merayakan hari kemerdekaan.
Imam mengaku hasil usaha dagang ini tidak bisa dianggap remeh, meskipun hanya musiman.
“Pendapatan bervariasi sih. Tapi puncaknya bisa kisaran Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta per hari,” ujar pria asal Bandung, Jawa Barat tersebut.
Sama dengan tahun lalu, Imam menggelar lapak di pertigaan lampu merah jalan Jenderal Sudirman, Poros, yang berhadapan dengan RSUD M. Sani Karimun.
Menurut Imam, lokasi yang pas akan ikut mendorong tingkat penjualan pernah-pernik yang ia jual.
“Di sini strategis, perempatan banyak orang melintas dan juga ada taman, perempatan,” sebutnya.
Ia menyebutkan, harga setiap pernak pernik yang dijual bervariasi. Untuk bendera tergantung ukuran dan jenis bahannya.
Misalnya bendera yang bisa dipasang di sepeda motor dijual seharga Rp 5 ribu, yang dapat dipasang di mobil seharga Rp 10 ribu.
Dari berbagai jenis yang dijual, kata dia, yang paling laris ialah bendera yang akan dipasang di rumah-rumah warga.
“Paling banyak dibeli untuk rumah. Kalau bendera rumahkan memang umum, terlebih imbauan pemerintah setiap rumah wajib mengibarkan bendera,” ungkapnya.
Imam menyebutkan tahun ini memang terjadi kenaikan harga karena ada kenaikan harga bahan bendera.
“Harga sama tapi tahun ini agak naik dari tahun sebelumnya karena harga bahan naik. Tapi bisa kita atasi dengan stok lama, sehingga harga masih relatif terjangkaulah,” imbuhnya.
Ia mengaku memang merupakan pedagang musiman, karena sehari-harinya ia menjual gorengan di tempatnya di Bandung. Namun saat masuk Agustus ia beralih berdagang pernah pernik HUT RI dan biasa datang ke Karimun.
Tahun ini, ia berangkat dari daerah asalnya bersama lima teman. Namun di Karimun hanya berdua, sedangkan yang lainnya juga ada di Kota Batam.
“Datang Karimun musiman aja, mendekati 17 Agustus. Kalau sehari-hari di Bandung dagang gorengan,” kata dia.