Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang SMA/SMK/sederajat di Provinsi Kepulauan Riau telah berjalan selama tiga hari. Berdasarkan hasil pantauan, pelaksanaanย PPDB tingkat SMA di Tanjungpinang sejauh ini berjalan lancar tanpa kendala.
Wakil Kepala Sekolah SMA Negeriย 1 Tanjungpinang, Rinawati, mengungkapkan untuk mengantisipasi adanya keluhan dari para orang tua calon siswa pihaknya membuka Posko pengaduan di sekolah mulai 18 Juni 2022 lalu.
Posko tersebut bertujuan menampung keluhan atau kendala saat pendaftaran PPDB secara daring.
โSejauh ini lancar-lancar saja. Jika ada pun keluhan hanya tentang sertifikat prestasi yang tidak bisa diupload dan lain-lain. Tapi, semua bisa teratasi ,โ ucapnya, Selasa (21/6).
Baca Juga
Ia menjelaskan, sesuai dengan jadwal PPDB yang telah ditetapkan saat ini proses PPDB dibuka hanya untuk jalur prestasi, afirmasi, perpindahan orangtua, dan jalur bahasa mulai 18-25 Juni 2022. Sedangkan, untuk jalur zonasi dibuka pada 28 Juni 2022 hingga 2 Juli 2022 mendatang.
Dari data yang masuk, sejauh ini pihaknya telah menerima sekitar 130 orang calon siswa yang mendaftar di SMA Negeri 1. Sementara, kuota yang disediakan untuk jalur prestasi sebanyak 48 orang.
โItupun dibagi 2 antara jalur prestasi akademik dan non akademik. Jadi, masing-masing kuotanya 24 orang,โ terangnya.
Selanjutnya, untuk total kuota yang diterima SMA Negeri 1 Tanjungpinang tahun ini sebanyak 324 siswa.
Salah seorang orang tua calon siswa, Fahruzi, berharap anaknya dapat masuk ke SMA Negeri 1 Tanjungpinang melalui jalur prestasi. Ia mengakui, sejauh ini tidak ada kendala berarti saat pendaftaran PPDB melalui jalur prestasi.
โTidak ada yang menyulitkan. Kami pilih jalur prestasi ini karena tidak terlaly ramai, dan kebetulan anak kami memiliki prestasi di bidang akademik. Kalau jalur zonasi sangat ramai dan saingannya juga banyak,โ kata Fahruzi.
Sementara itu, Gubernur Kepri, Ansar Ahmad, berharap pelaksanaan PPDB tahun ini berjalan aman dan lancar. Ia juga mengimbau para orang tua tidak memaksakan anaknya masuk ke sekolah-sekolah tertentu yang memiliki stigma favorit.
Menurutnya, saat ini semua sekolah jenjang SMA/SMK/sederajat sudah sama. Terlebih lagi, pemerintah daerah terus berupaya mendorong kelengkapan fasilitas sekolah, baik infrastruktur maupun sumber daya tenaga pendidikan.
โMudah-mudahan satu persatu bisa diselelsaikan. Pesan saya orang tua jangan berebutan ke sekolah favorit. Terpenting dorong anaknya ke sekolah-sekolah lain juga,โ demikian Ansar.