2. Problematika eksternal.
Problematika eksternal yaitu permasalahan yang datang dari luar diri guru, seperti dari lingkungan, atau dari siswanya.
1. Kurang Persiapan Dalam Mengajar
Sebagai guru, tentunya harus punya plan dalam mengajar untuk satu tahun ajaran ke depan. Guru yang kurang persiapan dalam mengajar dapat merugikan perkembangan siswa secara akademis. Sebelum tahun ajaran dimulai, guru bisa membuat RPP (Rencana Persiapan Pengajaran), menyiapkan perangkat/media pembelajaran, sampai bahan evaluasi materi.
2. Perilaku Siswa yang Beragam
Sebagai guru, mungkin Anda kesulitan memahami setiap karakteristik siswa, karena ada banyak siswa yang Anda temui di sekolah. Namun tahukah Anda, bahwa siswa ingin diperhatikan saat KBM? Siswa akan senang diberikan pujian dan diperhatikan oleh guru. Tetapi, kebanyakan guru sering lupa memberikan pujian dan mengabaikan perkembangan kepribadian siswa saat mereka berbuat baik, tidak membuat masalah, dan meraih pencapaian.
3. Bantu Temukan Minat dan Bakat Siswa
Guru harus membantu siswa dalam menemukan bakat, minat, dan potensinya. Dengan tersalurnya minat dan bakat siswa secara tepat dapat meningkatkan pembelajaran dan motivasi belajar siswa. Lalu sebaliknya, kalau tidak dikelola dengan tepat akan menimbulkan masalah bagi siswa, guru, bahkan sekolah.
Baca Juga
4. Konsentrasi Siswa Kurang
Faktor yang menyebabkan siswa kurang berkonsentrasi ada banyak, seperti faktor lingkungan, psikologis, dan faktor internal dalam diri siswa. Faktor lingkungan maksudnya adalah yang ada di sekeliling siswa, misalnya saat diberi tugas, siswa terganggu dan lebih tertarik dengan suara ramai di luar dan jadinya mengganggu konsentrasi.
5. Pengajaran yang Kreatif
Kalau guru hanya menjelaskan dan siswa mendengarkan saja, pelajaran akan terasa kurang menarik. Siswa akan menjadi jenuh dan kurang memerhatikan pelajaran. Guru bisa membuat pelajaran lebih inovatif seperti dengan memanfaatkan teknologi.
6. Kurang Interaksi Dalam Pelajaran
Guru yang galak, cenderung kaku, dan kurang bersahabat dengan siswa akan membuat hubungannya terasa berjarak. Akan terjadi kebingungan pada siswa sehingga siswa menjadi pasif, malu, dan takut untuk bertanya kepada guru.
7. Sering Merasa Paling Benar
Banyak guru yang terkadang suka merasa paling benar dan paling pintar saat mengajar. Apakah Anda termasuk ke dalamnya? Sebagai guru harusnya jangan merasa seperti itu dan harus bisa mendengarkan murid juga.
ย
Problematika Siswa
Banyak sekali masalah-masalah yang seringkali kita temukan dalam lingkungan siswa Sekolah. Hal tersebut sangat mempengaruhi proses pembelajaran siswa. Sebagai seorang pendidik kita wajib faham dan mengerti berbagai masalah tersebut demi berhasilnya rangkaian proses belajar mengajar. Permasalan-permasalahan tersebut antara lain;
1. Masalah perkembangan jasmani dan kesehatan. Hal tersebut sangat mempengaruhi proses belajar peserta didik. Karena akal yang sehat terdapat pada tubuh yang sehat. Jadi, jelas sekali bahwa kesehatan itu sangat berpengaruh. Andaikan saja, peserta didik kurang sehat atau dalam keadaan sakit, untuk berkonsentrasipun sangat sulit ia dapatkan karena kondisi tubuhnya yang kurang fit.
2. Masalah psikologis
Keadaan psikis anak juga berpengaruh proses belajar anak akan berjalan dengan baik jika psikisnya mendukung. Misalnya saja ketika si peserta didik mempunyai masalah, ia akan terbebani dengan masalah tersebut dan konsentrasi belajarnya akan sangat berkurang.
3. Masalah sosial.
Banyak sekali permasalahan sosial di dalam negara kita ini. Contohnya saja kemiskinan, hal ini akan berpengaruh pada peserta didik karena sedikit sekali sekolah pada era ini berlabelkan sekolah gratis. Padahal sering sekali kita jumpai anak-anak yang kurang mampu untuk mengenyam Pendidikan.
4. Masalah kesulitan dalam belajar.
Sebagai pendidik tugas kita adalah memahamkan siswa dalam pembelajaran agar mampu menerima dan menerapkannya dalam kehidupan. Namun tak jarang beebrapa siswa kesulitan dalam belajar. Hal tersebut bisa disebabkan oleh dua hal yaitu dari peserta didik sendiri maupun pendidik. Jika dari peserta didik mungkin ia belum bisa konsentrasi dalaam belajarnya. Sedangkan dari sudut pandang pendidik bisa saja terjadi dari metode yang kurang tepat ataupun siswa kurang mengerti apa yang pendididk jelaskan.
5. Masalah motivasi.
Pemberian motivasi pada peserta didik ini juga sangat penting. Karena dengan dorongan motivasi yang telah di berikan padanya ia akan mampu untuk bersemangat dalam proses belajar tak hanya orang tua pendidikpun hendak memberikan motivasi kepada peserta didik agar tetap bersemangat dalam belajar.
Dengan adanya permaslahan tersebut, mustahil bagi guru untuk tidak memecahkannya. Sebagai pendidik kita harus mengerti dan mampu untuk memecahkannya tiap permasalahan baik permasalahan internal maupun eksternal. Berikut solusi yang dapat diberikan, yaitu di antaranya
Solusi Problematika Guru
1. Solusi Problematika Internal
Menekankan Keprofesionalan Guru.
Guru dalam proses pembelajaran pada suatu lembaga pendidikan berfungsi sebagai mediator dalam penyampaian materi-materi yang diajarkan kepada peserta didik, untuk kemudian ditindak lanjuti oleh peserta didik dalam kehidupan nyatanya, baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah.
Dalam proses pembelajaran ini, untuk menjadi guru yang profesional, hendaknya guru memiliki dua kategori, yaitu capability dan loyality, artinya guru itu harus memiliki kemampuan teoritik tentang mengajar yang baik, dari mulai perencanaan, implementasi sampai evaluasi dan memiliki loyalitas keguruan, yakni loyal kepada tugas-tugas keguruan yang tidak semata-mata di dalam kelas, tapi sebelum dan sesudah di kelas (Wibowo, 2014: 104).
Guru-guru perlu dibantu untuk mengenal perbedaan individual murid-murid dan dalam hal menghargai perbedaan. Perbedaan individu murid dapat menyangkut pengalaman dan prestasi belajar sebelumnya, status, minat, temperamen, cita-cita dan lain-lain (Maunah, 2017: 220).
Salah satu masalah yang mula-mula dihadapi oleh guru ialah menemukan sebab-sebab lemahnya kebiasaan belajar murid dan kebiasaan yang dilakukan murid, sehingga langkah-langkah dapat diambil untuk mengatasinya dengan menggunakan; pupil record (catatan murid), observasi kegiatan belajar, menganalisis kesalahan-kesalahan murid dalam tes-tes, karangan, resitasi (hafalan yang diucapkan murid-murid di dalam kelas), tes-tes kebiasaan belajar, case study (salah satu bentuk penelitian kuantitatif yang berbasis pada pemahaman dan perilaku manusia berdasarkan pada opini manusia).